Langsung ke konten utama

ITULAH IBUKU....


""""""""""""""""""""""""""

"Ramadhan tahun ini kamu pulang kan ?". Ucap ibu melalui sambungan seluler. "Insya Allah bu kalau ada rezeki saya pulang". Jawabku. "Jangan bilang gitu, kamu harus pulang, gak enak puasa tanpa kamu, nanti saya tambah sakit". Sambungnya lagi. "Iya bu insya Allah saya usahakan pulang". Ucapku menenangkan kegalauannya.

Itulah ibuku, yang jauh hari sebelum tiba  ramadhan,  sudah mengingatkan agar aku pulang dan bisa puasa bareng di kampung. Itulah ibuku, yang sangat  senang kalau aku hadir membersamainya dalam setiap ramadhannya. Itulah ibuku, yang merasa kesepian kalau ia melalui ramadhannya tanpaku. Itulah ibuku, yang selalu berharap aku pulang setiap ramadhan dan berhari raya bersamanya.

Ya...itulah ibuku, yang kasih sayangnya  diberikan sepenuh jiwanya untuk anak - anaknya . Maka wajarlah jika Allah menyebutkan dalam Al Quran, perintah berbuat baik kepada Kedua orangtua setelah kewajiban beribadah hanya kepadaNya. Allah berfirman:

 وَقَضَىٰ رَبُّكَ أَلَّا تَعْبُدُوا إِلَّا إِيَّاهُ وَبِالْوَالِدَيْنِ إِحْسَانًا ۚ إِمَّا يَبْلُغَنَّ عِنْدَكَ الْكِبَرَ أَحَدُهُمَا أَوْ كِلَاهُمَا فَلَا تَقُلْ لَهُمَا أُفٍّ وَلَا تَنْهَرْهُمَا وَقُلْ لَهُمَا قَوْلًا كَرِيمًا

Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan "ah" dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia. (QS.Al Isra : 23)

Ibuku, yang sejak kepergianku 7 tahun yang lalu merantau ke kampung orang, selalu berharap aku pulang dan berkumpul bersama di kampung sendiri. Ibuku, yang menangis pilu merelakan keputusanku ikut merantau bersama suami. Ibuku, yang selalu siap sedia menjemputku di bandara ketika aku pulang. Ibuku, yang akan menelpon berkali kali ketika tau bahwa hari itu aku akan pulang, hanya untuk memastikan aku sudah sampai dimana. Ibuku, yang selalu menungguku berjam - jam di bandara sebelum pesawat yang kutumpangi mendarat.

Ya...itulah ibuku, yang kasih sayangnya tak pernah lekang dimakan waktu. Maka tak heran jika Allah memerintahkan berbuat baik kepada orang tua terutama ibu. Allah berfirman:

وَوَصَّيْنَا الْإِنسَانَ بِوَالِدَيْهِ حَمَلَتْهُ أُمُّهُ وَهْناً عَلَى وَهْنٍ وَفِصَالُهُ فِي عَامَيْنِ أَنِ اشْكُرْ لِي وَلِوَالِدَيْكَ إِلَيَّ الْمَصِيرُ

“Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu-bapanya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun . Bersyukurlah kepadaKu dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu.” (Qs. Luqman : )

Kesedihanku membuncah, mengingat pesannya beberapa bulan lalu sebelum wabah virus corona melanda negeri ini. Mengalir deras air mataku, ketika pesan itu terngiang di kepalaku. Sejak adanya arahan pemerintah untuk stay at home, aku tak tahu akankah bisa pulang dalam kondisi seperti ini. Was - was ? Khawatir ? Akankah badai akan segera berlalu ? Semoga saja.

 Aku berusaha untuk tetap menghibur diri bahwa badai akan berlalu dan  bisa pulang melepas rindu pada orang tua dan sanak keluarga. Namun, jika terpaksa harus lockdown, maka  maafkan anakmu ini bu, jika tak bisa mudik tahun ini. Bukan tak rindu pada ibu. Tapi ini untuk kemaslahatan bersama, mencegah supaya wabah ini tidak menyebar luas.

Semoga keadaan ini tidak berlangsung lama. Allah segera mengangkat wabah ini dan  bisa mudik dengan aman dan tenang. Maksimalkan usaha kita dengan mengikuti arahan pemerintah dan ulama' untuk tetap di rumah saja jika tak ada keperluan mendesak, jaga jarak dalam berinteraksi untuk memutus mata rantai penyebaran virus ini. Kemudian tawakkallah kepada Allah, serahkan semua hasilnya kepada Allah, insya Allah Allah akan memberikan hasil terbaik dari usaha - usaha kita.

#TaatiPemerintahdanUlama'
#TetapdiRumahAja
#TahanMudikSementaraWaktu
#PerkuatKesabaran

Komentar

Postingan populer dari blog ini

BUNDA, JANGAN BERSENDIRIAN (PART 11 "Hadiah Istimewa Untuk Bunda Hebat")

  BUNDA, JANGAN BERSENDIRIAN Bunda, jangan merasa sendiri. Tentu karena memang kita tak pernah sendirian, sebab Allah ta’ala Maha Melihat dan Mengawasi kita. “Dan Allah bersama kamu (dengan ilmu-Nya) di mana saja kamu berada.” [QS. Al-Hadid: 4] Kemudian, Bunda, apa yang Bunda alami bukan hanya Bunda satu-satunya. Berdasarkan data berjalan 2020 dari Biro Pusat Statistik (BPS), jumlah penyandang disabilitas di Indonesia mencapai 22,5 juta atau sekitar lima persen (Kemensos). Entah itu dari sisi intelektual, mental, sensorik, dan ganda/multi. Selain itu, Ketua Pusat Layanan Penyakit Langka di  Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo  atau RSCM, Dr. dr. Damayanti Rusli Sjarif Sp.A(K) menyebut diperkirakan ada 10 persen dari total penduduk atau sekitar 25 juta orang yang menderita penyakit langka di Indonesia. Bukankah angka yang cukup fantastis? Maka kuatkanlah hatimu, Bunda! Dan siapkan diri untuk mencari informasi dan komunitas. Minimal kita bisa mendapatkan ilmu tentang penanganan ...

MENGAMBIL HIKMAH (Part 2 "Hadiah Istimewa Untuk Bunda Hebat)

  HADIAH ISTIMEWA UNTUK BUNDA HEBAT Hadiah untuk para ibu yang diuji dengan kesehatan anak Penulis: UmA 2. Mengambil Hikmah Selalu ada hikmah dari setiap kejadian, mungkin agar kita lebih dewasa, atau seringkali agar kita sadar dan kembali meniti jalan kebenaran. Atau terkadang melalui kejadian tersebut, ada pembelajaran istimewa yang Allah ingin hadirkan dalam kehidupan. Itulah yang terjadi saat ujian demi ujian seolah bertumpuk-tumpuk memenuhi tenggorokan. Bunda, cobalah untuk terus berprasangka baik kepada Sang Pencipta. Itulah langkah awal untuk mendidik jiwa ketika musibah menyapa. Sebab prasangka baik akan bernilai pahala dan membuahkan kebahagiaan serta kebaikan. Sebaliknya, berprasangka buruk dan mencela takdir-Nya hanya akan menyisakan kesempitan serta membawa diri dalam jurang keputusasaan. Buruk sangka hanya akan membuat hidup ke depannya lebih sulit, masalah lain pun akan bermunculan. Sungguh, itu terjadi. Mungkin, terus menjaga prasangka baik itu berat, tapi teruslah m...

Bukan Mengejar Angan

  Untukmu yang merindukan kebaikan Yang siang malamnya berharap dipenuhi kebahagiaan Untukmu yang jiwanya merindukan keberkahan Di setiap hela nafas hingga ke-semu-an pamit pulang Kadang engkau mungkin merasa, bahwa bahagia hanyalah dongeng yang takkan jadi nyata bahwa bahagia hanya untuk mereka yang punya segala kemewahan atau bahkan, bahagia hanyalah sandiwara yang dipaksakan Tetapi kawan.. Bahagia bukanlah fatamorgana Bahagia adalah kenyataan bagi mereka yang mau berjuang untuknya Ia akan memenuhi hati saat musuhnya terusir pergi Bahagia yang tak kenal waktu, usia, atau tempat Setiap saat ia ada.. hingga waktunya berpisah dari dunia Satu hal yang perlu engkau camkan, Bahagia itu punya harga mahal.. Tetapi bukan dengan rupiah, dollar, emas, perak, atau perhiasan lainnya Maukah engkau mengetahuinya? Bahagia itu bernama 'ihsan', yang datang bersama islam dan iman Bahagia itu ialah saat engkau selalu merasa dekat dengan Robbul Ízzah Bahagia itu saat engkau tahu bahwa Dia ázza wa...