Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Mei, 2020

Jadikan Harimu Seindah Ramadan

🕌 *Jadikan Harimu Seindah Ramadan* 🕌 ✍🏼 Oleh Maulana La Eda, Lc, M.A. https://wahdah.or.id/jadikan-harimu-seindah-ramadan/ Sahabat… Kini Ramadan yang engkau banggakan telah berlalu. Dengan kehadirannya orang-orang bertakwa telah meraih bahagia dan kemuliaan, dan para ahli ibadah telah merasakan indah dan syahdu ibadah di dalamnya. Di siang harinya mereka menghidupkan puasa, tilawah Al-Quran, sedekah dan berbagai sifat kedermawanan, sedangkan di malam hari mereka mengisinya dengan tahajud, tarawih, zikir, doa, tobat dan istigfar. Sungguh betapa beruntungnya orang-orang yang mengisi Ramadannya dengan berbagai amal saleh. Ketahuilah, bahwa orang yang berakal adalah orang yang mengukuhkan bangunan ketakwaannya setelah ia mendirikan pondasi dan mempermegahnya, tetap jujur dan istikamah dengan tobatnya setelah berjanji di hadapan Rabbnya, serta sangat berhati-hati agar tidak termasuk orang yang Allah cela dalam firman-Nya, وَلَا تَكُونُوا۟ كَٱلَّتِى نَقَضَتْ غَزْلَهَا مِنۢ بَ

QnA Seputar Puasa Syawal

Ketentuan Secara Umum: Puasa ini merupakan salah satu puasa raatibah (yang mengikuti) bulan ramadhan, dan waktunya terikat (muqayyadah) dengan bulan syawal, tepat setelah menyempurnakan puasa wajib dalam bulan ramadhan. Jumlah puasanya adalah enam hari, boleh dilakukan secara berurutan ataupun tidak . Q: Kapan Mulainya Puasa Syawal? A: Waktunya dimulai dari 2 syawal sampai akhir syawal. Q: Apa hukum puasa Syawal? A: Hukumnya sunnah. ▶Dalil sunatnya puasa ini adalah hadis Abu Ayyub Al Anshari radhiyallahu ‘anhu bahwa Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam bersabda : من صام رمضان ثم أتبعه ستاً من شوال كان كصيام الدهر Artinya : ” Barangsiapa yang berpuasa ramadhan (secara sempurna) lalu melengkapinya dengan puasa enam hari dari bulan syawal, maka (pahalanya) seakan-akan ia telah berpuasa setahun penuh”.(HR. Muslim dalam shahihnya) ▶Hadis yang senada dengan ini juga diriwayatkan dalam hadis Tsauban radhiyallahu’anhu bahwa Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam bersa

Genaplah Ramadanmu Sahabat

GENAPLAH RAMADHANMU, SAHABAT... Ishaq Subu. Begitulah aku mengenalmu sejak dahulu. Dan begitulah aku akan terus mengenangmu. “Ishaq” adalah nama yang kau suka dipanggil dengan itu. Maka begitulah aku akan terus memanggilmu. Sahabatku, Hari ini sepatutnya hatiku merekah gembira. Tapi langit 30 Ramadhan-ku tetiba menjadi sendu, saat hembusan angin pagi menghantar kabar itu: engkau telah pergi beranjak mendahuluiku... Betapa pilu ini sungguh tak terperi: Engkau pergi saat Ramadhan pun hendak beranjak pergi. Bukankah kau tahu, wahai Akhi: Betapa berat jiwa ini menanggung pilu hati jika “dua kekasih hati” beranjak pergi di detik yang sama: engkau dan Ramadhan... Tapi di jalan perjuangan ini: aku dan kau sudah banyak belajar tentang kepergian. Bahwa setiap kita pasti akan pergi juga. Meski kita tak pernah tahu, sesiapa yang mendahulu: aku atau kau? Sahabatku, Sungguh kita tak pernah tahu waktu itu: sesaat aku menumpang “motor bututmu” sehari-hari melintasi bil

‘Sowan’ Terakhir

'SOWAN' TERAKHIR . . Tahun lalu, Ustadz Ishaq dan Ustadz Abdurrahim adalah 2 diantara asatidzah yang berkesempatan berangkat haji. . Mereka berdua tinggal di Makassar. Sama-sama da'i senior, perintis di Wahdah Islamiyah. . Saya melihat sendiri bagaimana Ust. Zaitun turun langsung di kantor Amphuri. Pontang-panting membantu mengurus visanya di Jakarta. Bukan satu dua hari, dan terkadang sampai tengah malam. . Saya melihat itu sebagai wujud kesetiakawanan beliau terhadap sahabat seperjuangan. . Alhamdulillah.. Sampai detik-detik terakhir, Allah mudahkan sedemikian sehingga mereka berdua tiba di tanah suci. ... Rupanya.. Allah berkehendak mengundang keduanya untuk bisa 'sowan' ke rumah-Nya. Sebelum Allah panggil untuk selamanya.. . Kemarin, 30 Ramadhan Allah panggil Ustadz Ishaq Dan hari ini 1 Syawwal, Allah panggil Ust. Abdurrahim . Kader-kader Wahdah menjadi saksi atas kegigihan, kesabaran, dan keteguhan beliau-beliau di jalan dakwah. . Semo

Selalu Mencemburuimu

SELALU MENCEMBURUIMU... (Mengenang Ustadz Abdurrahim) “Aku selalu mencemburuimu...” Itulah barisan kata yang segera terlintas setiap kali saksikan seorang pejuang yang gugur di garis perjuangan. “Aku selalu mencemburuimu...” Aku mencemburuimu, kerna engkau mengukir jejak kebaikanmu sebegitu indahnya. Aku mencemburuimu, kerna kepergianmu begitu indah, menyibak semua kebaikan yang slama ini tersembunyi penuh misteri, seolah berucap pada jejak zaman: “Nantikanlah, hingga hari jenazahku tiba...” Maka cemburuku pun semakin berkobar, saat kulihat rambutmu memutih di jalan ini. Saat masa mudamu tuntas-lunas di jalan ini. Hingga nafas terakhirmu pun beranjak pergi: dan engkau masih penuh setia di jalan ini. Duhai, Keindahan apalagi yang melebihi ini? Adakah yang melebihi indahnya seorang hamba yang beranjak dari dunia, dan ia tetap teguh-setia di jalan para Nabi? Aku mencemburuimu: karena aku sunggu tak pernah tahu, apakah Rabb-ku perkenankan aku menikmati

Muslimah Wahdah Jaksel bersama DPD Wahdah Islamiyah Bagikan 250 paket Iftar

Muslimah Wahdah Jakarta Selatan-  Ramadan telah menyentuh babak akhir. Sepuluh hari terakhir yang diingatkan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam  untuk semakin meningkatkan ibadah dan memperbanyak amal saleh, sedekah salah satunya. Muslimah Wahdah Daerah (MWD) bekerja sama dengan Dewan Perwakilan Daerah (DPD) Wahdah Islamiyah Daerah Jakarta Selatan memanfaatkan momen ini dengan menyalurkan paket iftar pada Rabu (22/5/20) kemarin. Pada kesempatan tersebut, sebanyak 250 paket iftar dibagikan ke dua lokasi yang berbeda, di Jl. TB Simatupang dan Jl. Kebagusan, Jakarta Selatan. Warga yang mendapatkan paket iftar merasa bersyukur karena paket tersebut sebelumnya cukup ditunggu.  Kisah haru turut menyelimuti pembagian paket iftar kepada warga karena sebagian dari penerima merupakan  penerima paket iftar melalui Muslimah Wahdah  di tahun sebelumnya (2019) . Bagi penerima dan pengurus, penyaluran bantuan ini juga menjadi ajang sila-ukhuwah dan saling menguatkan di tengah

Maafkan Aku Ramadan

Maafkan aku Ramadan, Karena perpisahan kali ini pun.. Dipenuhi banyak sesal Tentang betapa masih banyak kekurangan Dan kemaksiatan yang kukerjakan Maafkan aku Ramadan Karena kehadiranmu yang kutunggu.. Ternyata hanya di lisan Amalanku masih begitu jauh dari kerinduan Yang sejak lama kuikrarkan Maafkan aku Ramadan Tapi.. di detik akhir ini.. Aku tetap saja masih mengharapkan ampunan Dari Al-ghaffaar, ar-rahmaan Aku masih berharap.. masuk ke dalam surga-Nya  Dan terbebaskan dari siksa naar Aku masih berharap..  bahwa selepas kepergianmu, yang kutangisi karena kelalaian, Aku masih tetap berharap secercah harapan.. ketakwaan akan menyusup ke hatiku.. Agar aku menjadi hamba-Nya di antara hamba-hamba yang Dia ridha Dan ketakutan menyusup ke relung hatiku, agar aku tak kembali menyakiti-Nya.. dengan kebodohan dan kelalaianku Maafkan aku Ramadan,  Dan terima kasih sudah mengajarkan banyak hal

Tebar Iftar Akbar, Muslimah Wahdah Jaksel Bagikan Ratusan Paket

Muslimah Wahdah Jakarta Selatan - Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) imbas wabah Covid-19 memberikan dampak yang sangat besar bagi kota Jakarta. Bukan hanya dampak negatif pada ekonomi, tetapi juga dampak positif untuk kemanusiaan. Muslimah Wahdah (MW) Daerah Jakarta Selatan turut merasakan semangat kemanusiaan dalam bingkai Tebar Iftar Akbar yang dilakukan serentak di seluruh Indonesia pada Jum’at (8/5/20). Tebar iftar tersebut disalurkan di beberapa lokasi, antara lain Penampungan Pemulung di AUP Barat dan Rumah Sakit Umum Daerah Pasar Minggu. Sekitar 69 paket iftar berupa nasi boks yang disalurkan di Penampungan Pemulung, AUP Barat Pasar Minggu dengan jumlah keluarga sekitar 30 KK. Selain pembagian paket iftar, pihak Muslimah Wahdah juga memberikan sedikit pengarahan tentang kebersihan dan jaga jarak (social distancing) kepada para pemulung. Di RSUD Pasar Minggu disalurkan 100 paket iftar berupa nasi boks dan 87 pak kurma untuk tenaga kesehatan. Para pemulung di AUP B