Langsung ke konten utama

JANGAN SOMBONG, MANUSIA...



Sungguh heran aku selalu.
Betapa musibah dan bencana seringkali
tak cukup daya untuk meruntuhkan
kesombongan makhluk payah bernama: Manusia.



Yang lebih pandir lagi adalah:
Kesombongan itu dibalut dalam sampul ibadah.
Ketakaburan itu dibalut dalam balutan dakwah.

“Kita tidak takut pada virus Corona!
Kalau perlu, kita kirimkan Jamaah,
karena virus Corona takut pada Jamaah!”
begitu orasi seorang penceramah,
yang kemudian jamaahnya paling banyak
menjadi suspek virus ini...

“Kenapa kita dilarang shalat jamaah dan shalat Jum’at?
Ini pasti konspirasi musuh-musuh Islam
untuk menjauhkan kita dari Allah, dan dari mesjid!”
begitu teriak pendakwah lain.

Masih juga sombong.
Masih juga angkuh.
Mereka pikir kita takut pada Corona.
Hei, siapa yang takut pada Corona?
Kami hanya takut pada Sang Pencipta corona itu, Bung!

Memang “kemungkinan mati karena Corona itu 1 %,
dan kematian karena ajal itu 100 %”...

tapi jika pesan itu bermaksud:
“Tetaplah berjalan dan berpelesir”, meski seharusnya kau tinggal di rumah!
“Tetaplah berkumpul dan berjamaah”, meski seharusnya kau hindari semua perkumpulan!
“Tetaplah santai dan biasa-biasa saja”, meski seharusnya kau waspada!
Maka pesan itu bukan pada “maqam”nya, Bung...
Dan engkau akan pikullah semua dosa atas semua korban berjatuhan,
akibat kebodohanmu bercakap atas nama agama Allah!

*

Tidakkah pelajarannya begitu dalam?
Wabah ini datang bukan untuk menjauhkanmu dari Allah.
Wabah ini hadir untuk mendekatkan hatimu padaNya,
meski jasadmu tak mampu hadir di rumah-rumahNya...
Wabah ini hadir untuk mengukuhkanmu sebagai makhluk lemah,
tiada daya dan kuasa meski sebesar apa kuasamu di dunia...

Masih juga angkuh sebagai hamba,
sambil membawa agama?
Masih juga bodoh dan tak mengulang kaji kebodohan diri:
tentang betapa bodohnya engkau
untuk bercakap atas nama Allah dan RasulNya?

*

Wabah ini memang semakin mengukuhkan akhir zaman!
Bahwa semakin akhir zaman, semakin banyaklah pendusta.
Pendusta atas nama agama.
Berseloroh atas nama agama.
Menipu tapi tak merasa menipu,
karena tipuan dipoles dengan nama agama.

Allahumma sallim, sallim!

Akhukum,
Muhammad Ihsan Zainuddin

NB:
Jangan lupa gabung di Telegram saya:
https://t.me/IhsanZainuddin

Komentar

Postingan populer dari blog ini

BUNDA, JANGAN BERSENDIRIAN (PART 11 "Hadiah Istimewa Untuk Bunda Hebat")

  BUNDA, JANGAN BERSENDIRIAN Bunda, jangan merasa sendiri. Tentu karena memang kita tak pernah sendirian, sebab Allah ta’ala Maha Melihat dan Mengawasi kita. “Dan Allah bersama kamu (dengan ilmu-Nya) di mana saja kamu berada.” [QS. Al-Hadid: 4] Kemudian, Bunda, apa yang Bunda alami bukan hanya Bunda satu-satunya. Berdasarkan data berjalan 2020 dari Biro Pusat Statistik (BPS), jumlah penyandang disabilitas di Indonesia mencapai 22,5 juta atau sekitar lima persen (Kemensos). Entah itu dari sisi intelektual, mental, sensorik, dan ganda/multi. Selain itu, Ketua Pusat Layanan Penyakit Langka di  Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo  atau RSCM, Dr. dr. Damayanti Rusli Sjarif Sp.A(K) menyebut diperkirakan ada 10 persen dari total penduduk atau sekitar 25 juta orang yang menderita penyakit langka di Indonesia. Bukankah angka yang cukup fantastis? Maka kuatkanlah hatimu, Bunda! Dan siapkan diri untuk mencari informasi dan komunitas. Minimal kita bisa mendapatkan ilmu tentang penanganan ...

MENGAMBIL HIKMAH (Part 2 "Hadiah Istimewa Untuk Bunda Hebat)

  HADIAH ISTIMEWA UNTUK BUNDA HEBAT Hadiah untuk para ibu yang diuji dengan kesehatan anak Penulis: UmA 2. Mengambil Hikmah Selalu ada hikmah dari setiap kejadian, mungkin agar kita lebih dewasa, atau seringkali agar kita sadar dan kembali meniti jalan kebenaran. Atau terkadang melalui kejadian tersebut, ada pembelajaran istimewa yang Allah ingin hadirkan dalam kehidupan. Itulah yang terjadi saat ujian demi ujian seolah bertumpuk-tumpuk memenuhi tenggorokan. Bunda, cobalah untuk terus berprasangka baik kepada Sang Pencipta. Itulah langkah awal untuk mendidik jiwa ketika musibah menyapa. Sebab prasangka baik akan bernilai pahala dan membuahkan kebahagiaan serta kebaikan. Sebaliknya, berprasangka buruk dan mencela takdir-Nya hanya akan menyisakan kesempitan serta membawa diri dalam jurang keputusasaan. Buruk sangka hanya akan membuat hidup ke depannya lebih sulit, masalah lain pun akan bermunculan. Sungguh, itu terjadi. Mungkin, terus menjaga prasangka baik itu berat, tapi teruslah m...

KISAH KESABARAN DAN KESYUKURAN SAHABAT (PART 10 "Hadiah Istimewa Untuk Bunda Hebat")

  Kisah Kesabaran dan Kesyukuran Sahabat Kisah Kesabaran dan "Suatu hari, aku pernah berada di daerah perbatasan, wilayah Arish di negeri Mesir. Aku melihat sebuah kemah kecil, yang dari kemahnya menunjukkan bahwa pemiliknya adalah orang yang sangat miskin. Lalu aku pun mendatangi kemah yang berada di padang pasir tersebut untuk melihat apa yang ada di dalamnya. Kemudian aku melihat seorang laki-laki. Namun bukan laki-laki biasa. Kondisi laki-laki ini sedang berbaring dengan tangan dan kakinya bunting, telinganya sulit mendengar, matanya buta, dan tidak ada yang tersisa selain lisannya yang berbicara. Dari lisannya orang itu mengucapkan, “Ya Allah berilah aku ilham untuk tetap mensyukuri nikmat-Mu yang telah Engkau anugerahkan kepadaku. Dan Engkau sangat muliakan aku dari ciptaan-Mu yang lain.” Kemudian aku pun menemuinya, dan berkata kepada orang itu, “Wahai saudaraku, nikmat Allah mana yang engkau syukuri?” Kemudian laki-laki pemilik kemah itu menjawab, “Wahai saudara, diaml...