Langsung ke konten utama

Surat yang Membuatmu Menangis


📜 Surat yang Membuatmu Menangis

Oleh: Syaikh Wahid Abdussalam Bali, hafidzahullah

Wahai Rabb...
Jikalah tidak ada murka darimu kepada kami niscaya kami tak mempedulikannya?
(Tapi bagaimana mungkin tidak?!)
Apakah dosa kami sudah sampai menghalangi kami dari rumah-rumah-Mu?!
Apakah maksiat kami sudah sampai harus terdengar seruan adzan di telinga kami, “Shalatlah di rumah-rumah kalian.”?!
Apakah itu murka-Mu wahai Yang Maha Pengasih?!
Apakah itu malapetaka yang ditimpakan kepada penduduk bumi?!
Atau apakah engkau menginginkan agar kami sadar setelah kelalaian yang terus menerus dan maksiat yang kian bertambah?!

Wahai Rabb...
Apakah itu goncangan kepada hati yang telah tertutup?!
Kepada akal-akal yang kehilangan arah?!
Apakah kami juga akan kehilangan seruan shalat tarawih?!
Apakah kami juga akan kehilangan majlis berbuka puasa?!
Apakah kami juga akan kehilangan berkahnya shalat malam berjamaah?!

Apakah ini pergantian?!
Apakah kami telah berpaling sehingga Engkau akan gantikan kami?!
Apakah Engkau akan datangkan kaum selain kami?!
Yang Engkau cintai dan mereka mencintai-Mu?!

Wahai Rabb...
Demi Allah sungguh kami tak mampu
Kami tak sanggup
Jangan Engkau hukum kami dengan perbuatan orang jahil di antara kami
Hari ini kami mendengar kalimat-kalimat yang tidak pernah kami dengar sebelumnya
Kalimat adzan mulai menggoncang kami
“Shalatlah kalian di rumah-rumah kalian, shalatlah di tempat-tempat kalian!”
Ini adalah pengusiran sebenarnya
Demikian yang kami rasakan
Engkau berpaling dari kami
Dan ini sangat menyakitkan
“Rumah-rumah-Ku telah tertutup di hadapan kalian.”
Betapa teririsnya hati
Betapa goncangnya hati
“Rumah-rumah-Ku telah tertutup dari wajah-wajah kalian.”

Apakah kami telah berpaling, sehingga Engkau berpaling dari kami?!
Inilah musibah yang sebenarnya
Tak lain penyakit adalah sebatas tentara dari tentara-tentara Allah
Namun musibah yang sesungguhnya adalah ketika Engkau usir kami dari rumah-Mu
Apakah ini pesan dari-Mu kepada kami
“Aku tidak butuh kepada kalian, dan ibadah kalian.”

Wahai Rabb...
Kami tak sanggup
Kami tak mampu
Dunia ini seakan menjadi sempit meskipun dia luas
Bangunlah wahai hati dan merendahlah!!
Bersimpuhlah wahai hati dan jangan lepas dari Al-Jabbar!!
Wahai Rabb...
Jangan Engkau palingkan wajah-Mu
Kami tak memiliki siapa-siapa selain-Mu
Benar, kami telah mengkufuri nikmat-Mu
Benar, kami telah lalai dari nikmat-Mu
Benar, kami telah tertipu oleh diri-diri kami
Tapi kami berlepas diri, kami bermaksiat bukan karena kami meremehkan
Akan tetapi ini kelemahan kami
Kasihi kami
Kembalikan kami kepada-Mu
Kembalikan kami kepada-Mu
Janganlah Engkau cegah dari kami bulan Ramadhan.

Madinah, 27 Rajab 1441

Komentar

Postingan populer dari blog ini

BUNDA, JANGAN BERSENDIRIAN (PART 11 "Hadiah Istimewa Untuk Bunda Hebat")

  BUNDA, JANGAN BERSENDIRIAN Bunda, jangan merasa sendiri. Tentu karena memang kita tak pernah sendirian, sebab Allah ta’ala Maha Melihat dan Mengawasi kita. “Dan Allah bersama kamu (dengan ilmu-Nya) di mana saja kamu berada.” [QS. Al-Hadid: 4] Kemudian, Bunda, apa yang Bunda alami bukan hanya Bunda satu-satunya. Berdasarkan data berjalan 2020 dari Biro Pusat Statistik (BPS), jumlah penyandang disabilitas di Indonesia mencapai 22,5 juta atau sekitar lima persen (Kemensos). Entah itu dari sisi intelektual, mental, sensorik, dan ganda/multi. Selain itu, Ketua Pusat Layanan Penyakit Langka di  Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo  atau RSCM, Dr. dr. Damayanti Rusli Sjarif Sp.A(K) menyebut diperkirakan ada 10 persen dari total penduduk atau sekitar 25 juta orang yang menderita penyakit langka di Indonesia. Bukankah angka yang cukup fantastis? Maka kuatkanlah hatimu, Bunda! Dan siapkan diri untuk mencari informasi dan komunitas. Minimal kita bisa mendapatkan ilmu tentang penanganan ...

MENGAMBIL HIKMAH (Part 2 "Hadiah Istimewa Untuk Bunda Hebat)

  HADIAH ISTIMEWA UNTUK BUNDA HEBAT Hadiah untuk para ibu yang diuji dengan kesehatan anak Penulis: UmA 2. Mengambil Hikmah Selalu ada hikmah dari setiap kejadian, mungkin agar kita lebih dewasa, atau seringkali agar kita sadar dan kembali meniti jalan kebenaran. Atau terkadang melalui kejadian tersebut, ada pembelajaran istimewa yang Allah ingin hadirkan dalam kehidupan. Itulah yang terjadi saat ujian demi ujian seolah bertumpuk-tumpuk memenuhi tenggorokan. Bunda, cobalah untuk terus berprasangka baik kepada Sang Pencipta. Itulah langkah awal untuk mendidik jiwa ketika musibah menyapa. Sebab prasangka baik akan bernilai pahala dan membuahkan kebahagiaan serta kebaikan. Sebaliknya, berprasangka buruk dan mencela takdir-Nya hanya akan menyisakan kesempitan serta membawa diri dalam jurang keputusasaan. Buruk sangka hanya akan membuat hidup ke depannya lebih sulit, masalah lain pun akan bermunculan. Sungguh, itu terjadi. Mungkin, terus menjaga prasangka baik itu berat, tapi teruslah m...

KISAH KESABARAN DAN KESYUKURAN SAHABAT (PART 10 "Hadiah Istimewa Untuk Bunda Hebat")

  Kisah Kesabaran dan Kesyukuran Sahabat Kisah Kesabaran dan "Suatu hari, aku pernah berada di daerah perbatasan, wilayah Arish di negeri Mesir. Aku melihat sebuah kemah kecil, yang dari kemahnya menunjukkan bahwa pemiliknya adalah orang yang sangat miskin. Lalu aku pun mendatangi kemah yang berada di padang pasir tersebut untuk melihat apa yang ada di dalamnya. Kemudian aku melihat seorang laki-laki. Namun bukan laki-laki biasa. Kondisi laki-laki ini sedang berbaring dengan tangan dan kakinya bunting, telinganya sulit mendengar, matanya buta, dan tidak ada yang tersisa selain lisannya yang berbicara. Dari lisannya orang itu mengucapkan, “Ya Allah berilah aku ilham untuk tetap mensyukuri nikmat-Mu yang telah Engkau anugerahkan kepadaku. Dan Engkau sangat muliakan aku dari ciptaan-Mu yang lain.” Kemudian aku pun menemuinya, dan berkata kepada orang itu, “Wahai saudaraku, nikmat Allah mana yang engkau syukuri?” Kemudian laki-laki pemilik kemah itu menjawab, “Wahai saudara, diaml...