Langsung ke konten utama

Bulletin Qaanitat Vol I edisi 2: Kala Tamu Agung itu Menyapa dengan Wajah yang Berbeda



Bismillahirrahmanirrahiim
Alhamdulillah, wash-shalaatu was-salaamu 'ala Nabiyyinaa Muhammad wa 'alaa aalihi wa shahbihi wa sallam.

Segala puji hanya milik Allah subhanahu wata'ala yang senantiasa mencurahkan nikmat-Nya bahkan dalam keadaan tersulit sekali pun. Di antara nikmat yang terbesar yang Allah subhanahu wata'ala karuniakan kepada hamba-Nya, ialah nikmat keimanan dan ketakwaan. Nikmat yang dengannya membuat kita melihat dari kacamata keimanan sehingga seluruh keadaan menjadi baik. 
Sungguh menakjubkan keadaan seorang mukmin. Seluruhnya urusannya itu baik. Ini tidaklah didapati kecuali pada seorang mukmin. Jika mendapatkan kesenangan, maka ia bersyukur. Itu baik baginya. Jika mendapatkan kesusahan, maka ia bersabar. Itu pun baik baginya.” (HR. Muslim, no. 2999)

MasyaAllah. Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurah kepada hamba dan kekasih Allah, Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam.

Pada edisi sebelumnya, buletin Qaanitat telah membahas tentang betapa berbahayanya musibah yang menimpa agama seorang muslim, jauh lebih berbahaya daripada virus yang hari ini kian mencekam masyarakat dunia, yaitu COVID-19. Masih dalam suasana stay at home/PSBB, buletin kali ini membahas sikap dan persiapan kita menyambut dan melalui bulan mulia, tamu nan agung, di tengah masa tak biasa ini.
Tak lupa kami menyelipkan kalender sederhana untuk mengontrol bacaan Al-qur'an kita di hari-hari bulan Ramadhan. Bisa pula kita isi sebagai kontrol untuk amaliyah harian lainnya.

Akhir kata, semoga buletin ini dapat menjadi penebar semangat, saling mengingatkan dalam kesabaran dan kebenaran. Kesalahan-kesalahan yang didapatkan pada buletin ini tidak lain dan tidak bukan disebabkan oleh kelemahan dan kekurangan penulis sebagai hamba yang lemah, sehingga kritik dan saran yang positif akan selalu kami harapkan dari para pembaca sekalian.

Demikian, atas kelapangan dan perhatian teman-teman untuk membaca buletin ini kami ucapkan Jazakumullah khayran.

Buletin Qanitat edisi 2 dapat diunduh disini

--Divisi Dakwah dan Kaderisasi bekerjasama dengan Divisi Informasi dan Sosial (Infosos) Muslimah Wahdah Jakarta Selatan--

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

BUNDA, JANGAN BERSENDIRIAN (PART 11 "Hadiah Istimewa Untuk Bunda Hebat")

  BUNDA, JANGAN BERSENDIRIAN Bunda, jangan merasa sendiri. Tentu karena memang kita tak pernah sendirian, sebab Allah ta’ala Maha Melihat dan Mengawasi kita. “Dan Allah bersama kamu (dengan ilmu-Nya) di mana saja kamu berada.” [QS. Al-Hadid: 4] Kemudian, Bunda, apa yang Bunda alami bukan hanya Bunda satu-satunya. Berdasarkan data berjalan 2020 dari Biro Pusat Statistik (BPS), jumlah penyandang disabilitas di Indonesia mencapai 22,5 juta atau sekitar lima persen (Kemensos). Entah itu dari sisi intelektual, mental, sensorik, dan ganda/multi. Selain itu, Ketua Pusat Layanan Penyakit Langka di  Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo  atau RSCM, Dr. dr. Damayanti Rusli Sjarif Sp.A(K) menyebut diperkirakan ada 10 persen dari total penduduk atau sekitar 25 juta orang yang menderita penyakit langka di Indonesia. Bukankah angka yang cukup fantastis? Maka kuatkanlah hatimu, Bunda! Dan siapkan diri untuk mencari informasi dan komunitas. Minimal kita bisa mendapatkan ilmu tentang penanganan ...

MENGAMBIL HIKMAH (Part 2 "Hadiah Istimewa Untuk Bunda Hebat)

  HADIAH ISTIMEWA UNTUK BUNDA HEBAT Hadiah untuk para ibu yang diuji dengan kesehatan anak Penulis: UmA 2. Mengambil Hikmah Selalu ada hikmah dari setiap kejadian, mungkin agar kita lebih dewasa, atau seringkali agar kita sadar dan kembali meniti jalan kebenaran. Atau terkadang melalui kejadian tersebut, ada pembelajaran istimewa yang Allah ingin hadirkan dalam kehidupan. Itulah yang terjadi saat ujian demi ujian seolah bertumpuk-tumpuk memenuhi tenggorokan. Bunda, cobalah untuk terus berprasangka baik kepada Sang Pencipta. Itulah langkah awal untuk mendidik jiwa ketika musibah menyapa. Sebab prasangka baik akan bernilai pahala dan membuahkan kebahagiaan serta kebaikan. Sebaliknya, berprasangka buruk dan mencela takdir-Nya hanya akan menyisakan kesempitan serta membawa diri dalam jurang keputusasaan. Buruk sangka hanya akan membuat hidup ke depannya lebih sulit, masalah lain pun akan bermunculan. Sungguh, itu terjadi. Mungkin, terus menjaga prasangka baik itu berat, tapi teruslah m...

KISAH KESABARAN DAN KESYUKURAN SAHABAT (PART 10 "Hadiah Istimewa Untuk Bunda Hebat")

  Kisah Kesabaran dan Kesyukuran Sahabat Kisah Kesabaran dan "Suatu hari, aku pernah berada di daerah perbatasan, wilayah Arish di negeri Mesir. Aku melihat sebuah kemah kecil, yang dari kemahnya menunjukkan bahwa pemiliknya adalah orang yang sangat miskin. Lalu aku pun mendatangi kemah yang berada di padang pasir tersebut untuk melihat apa yang ada di dalamnya. Kemudian aku melihat seorang laki-laki. Namun bukan laki-laki biasa. Kondisi laki-laki ini sedang berbaring dengan tangan dan kakinya bunting, telinganya sulit mendengar, matanya buta, dan tidak ada yang tersisa selain lisannya yang berbicara. Dari lisannya orang itu mengucapkan, “Ya Allah berilah aku ilham untuk tetap mensyukuri nikmat-Mu yang telah Engkau anugerahkan kepadaku. Dan Engkau sangat muliakan aku dari ciptaan-Mu yang lain.” Kemudian aku pun menemuinya, dan berkata kepada orang itu, “Wahai saudaraku, nikmat Allah mana yang engkau syukuri?” Kemudian laki-laki pemilik kemah itu menjawab, “Wahai saudara, diaml...