Sebentar lagi,
bulan yang kita tunggu-tunggu akan segera tiba. Bulan yang digambarkan oleh
Rasulullah –shallallahu ‘alaihi wasallam- sebagai bulan penuh berkah, bulan
ampunan, dan bulan ketika hamba-hamba terpilih dibebaskan dari api neraka tiap
malamnya. Bulan Ramadhan, yang juga digambarkan sebagai bulan ketika pintu surga
dibuka selebar-lebarnya dan pintu neraka ditutup serapat-rapatnya. Bulan yang dikenal dengan salah satu nama yaitu "Syahrul qur’an", bulannya Al-qur’an. Ya, di bulan
inilah Allah –subhanahu wata’ala- pertama kali menurunkan Al-qur’an pada malam
kemuliaan, melalui malaikat yang mulia, kepada Rasul yang mulia.
Tetapi, bukan berarti bahwa Al-qur’an tersebut hanya kita buka ketika bulan Ramadhan saja. Melainkan yang dimaksud adalah bertambahnya kedekatan kita, interaksi kita dengan Al-qur’an. Jika di luar bulan Ramadhan kita hanya membaca setengah juz setiap harinya, maka di bulan Ramadhan kita seharusnya membaca lebih banyak dari itu. Satu juz, dua juz,tiga juz, dan seterusnya sesuai dengan target khatamul qur’an kita.
عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ رضي الله عنه قَالَ: كَانَ النَّبِىُّ صلى الله
عليه و سلم أَجْوَدَ النَّاسِ بِالْخَيْرِ ، وَكَانَ أَجْوَدُ مَا يَكُونُ فِى
رَمَضَانَ ، حِينَ يَلْقَاهُ جِبْرِيلُ ، وَكَانَ جِبْرِيلُ – عَلَيْهِ السَّلاَمُ
– يَلْقَاهُ كُلَّ لَيْلَةٍ فِى رَمَضَانَ حَتَّى يَنْسَلِخَ ، يَعْرِضُ عَلَيْهِ
النَّبِىُّ صلى الله عليه و سلم الْقُرْآنَ ، فَإِذَا لَقِيَهُ جِبْرِيلُ –
عَلَيْهِ السَّلاَمُ – كَانَ أَجْوَدَ بِالْخَيْرِ مِنَ الرِّيحِ الْمُرْسَلَةِ.
متفق عليه
“Diriwayatkan dari sahabat Ibnu
Abbas radhiallahu ‘anhu, ia mengisahkan: “Dahulu Nabi shallallahu ‘alaihi wa
sallam adalah manusia paling dermawan masalah kebaikan (harta benda), dan
kedermawanan beliau mencapai puncaknya pada bulan Ramadhan di saat berjumpa
dengan Malaikat Jibril. Dan dahulu Malaikat Jibril ‘alaihissalam biasanya
senantiasa menjumpai Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pada setiap malam di
bulan Ramadhan hingga akhir bulan. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam membaca
Al Qur’an di hadapannya. Bila beliau telah berjumpa dengan Malaikat Jibril
‘alaihissalam beliau terasa begitu dermawan dalam masalah kebaikan (harta benda)
dibanding angin sepoi-sepoi yang berhembus.” (Muttafaqun ‘alaih)
Lihatlah, bagaimana malaikat Jibril ‘alaihissalam
mendatangi Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam untuk mendengarkan bacaan
Al-qur’an beliau. Hadits ini menunjukkan keutamaan membaca Al-qur’an di bulan
Ramadhan dan penekanan tentang pentingnya kita memperbanyak bacaan Al-qur’an di
bulan ini. Maka kita melihat bagaimana para salaf (yaitu sahabat Rasulullah,
tabi’in dan tabi’ut tabi’in) begitu berlomba-lomba dalam mengkhatamkan Al-qur’an
di bulan Ramadhan ini.
Jika kita bertanya-tanya, ada apa sih dengan
Al-qur’an? Mengapa Al-qur’an menjadi sebuah kemuliaan dan manusia
berlomba-lomba membacanya, menghafalkannya, mentadabburinya, bahkan senantiasa
mengkajinya?
Renungilah hadits Nabi shallallahu ‘alaihi
wasallam berikut ini:
إن الله يرفع
بهذا الكتاب أقواما ويضع به آخرين
“Sesungguhnya Allah mengangkat derajat suatu kaum dan merendahkannya dengan kitab ini (Al-Quran).” (HR. Muslim no. 1934)
Berdasarkan sabda Nabi shallallahu 'alaihi wasallam maka kita mengetahui bahwa Allah subhanahu wata’ala akan mengangkat atau
menghinakan seseorang sesuai perlakuannya terhadap Al-qur’an. Maka Al-qur'an, yang bisa menjadi sumber kemuliaan kita, akan menjadi sangat sayang untuk kita lalaikan. Bahkan, kita menjadi orang yang begitu merugi tatkala kita menjadi orang yang mengabaikan Al-qur'an!
Mari kita
mengenal dahulu apa itu Al-qur’an dan apa sih keutamaan kita dekat dengan
Al-qur’an?
Secara Bahasa,
Qur`an pada mulanya seperti qira`ah , yaitu masdar
(infinitif) dari kata qara` qira`atan, qur`anan.
Sebagaimana dalam firman Allah subhanahu wata’ala :
إِنَّ عَلَيْنَا جَمْعَهُ
وَقُرْآَنَهُ فَإِذَا قَرَأْنَاهُ فَاتَّبِعْ قُرْآَنَهُ (القيامة 17-18)
ِArtinya
: “Sesungguhnya
atas tanggungan Kamilah mengumpulkannya dan membacanya. Apabila Kami telah
selesai membacakannya maka ikutilah bacaannya itu`. (Qs. Al;-Qiyamah
:17-18)
Secara
istilah agama, berdasarkan penjelasan para ulama, Al-qur'an yaitu kalam Allah yang bersifat mukjizat,
yang diturunkan kepada Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam, tertulis di
mushaf , diriwayatkan secara mutawattir, dan membacanya adalah ibadah.
Al-qur’an ini bukanlah makhluk, sebab ia adalah kalamullah (perkataan Allah
subhanahu wata’ala). Maka jelaslah kemuliaan Al-qur’an karena ia adalah
perkataan Dzat yang Maha Mulia.
“Sesungguhnya al-Quran itu adalah benar-benar wahyu Allah
yang diturunkan kepada Rasul yang mulia. Dan al-Quran itu bukan perkataan
seorang penyair. Sedikit sekali kamu beriman kepadanya. Dan bukan pula
perkataan tukang tenung. Sedikit sekali kamu mengambil pelajaran darinya.” (terjemah
QS. Al-Haaqqah: 40-42).
InsyaAllah, keutamaan membaca Al-qur’an dan menjadi sahabat
Al-qur’an akan kita bahas berikutnya.
Bersambung-- (FA)
Komentar
Posting Komentar