Langsung ke konten utama

Genaplah Ramadanmu Sahabat

GENAPLAH RAMADHANMU, SAHABAT...

Ishaq Subu.
Begitulah aku mengenalmu sejak dahulu.
Dan begitulah aku akan terus mengenangmu.
“Ishaq” adalah nama yang kau suka dipanggil dengan itu.
Maka begitulah aku akan terus memanggilmu.

Sahabatku,
Hari ini sepatutnya hatiku merekah gembira.
Tapi langit 30 Ramadhan-ku tetiba menjadi sendu,
saat hembusan angin pagi menghantar kabar itu:
engkau telah pergi beranjak mendahuluiku...

Betapa pilu ini sungguh tak terperi:
Engkau pergi
saat Ramadhan pun hendak beranjak pergi.
Bukankah kau tahu, wahai Akhi:
Betapa berat jiwa ini menanggung pilu hati
jika “dua kekasih hati” beranjak pergi di detik yang sama:
engkau dan Ramadhan...

Tapi di jalan perjuangan ini:
aku dan kau sudah banyak belajar tentang kepergian.
Bahwa setiap kita pasti akan pergi juga.
Meski kita tak pernah tahu,
sesiapa yang mendahulu:
aku atau kau?

Sahabatku,
Sungguh kita tak pernah tahu waktu itu:
sesaat aku menumpang “motor bututmu”
sehari-hari melintasi bilangan Pettarani-Abdesir:
kita tak pernah tahu:
siapa yang akan mendahulu?

Saat kita bermajlis dari satu majlis ke majlis lain:
aku dan kau tak pernah tahu:
siapa yang akan mendahulu?

Saat kita bertemu kembali di tepi Wihdatul Ummah,
bersalaman dalam kehangatan yang rindu:
aku dan kau tak pernah tahu:
siapa yang mendahulu?

Saat kita mengulas “Ajurumiyyah” sehangat kopi,
dan membincang “Ibnu Taimiyah” semanis pisang goreng:
aku dan kau tak pernah tahu:
siapa yang mendahulu?

Bahkan,
saat engkau menawarkan naskah Ramadhanmu
pada 13 tahun yang lalu,
aku tak pernah mengira
bahwa engkau akan “menggenap” di Ramadhan ini:
seperti judul buku yang kita sepakati:
“Ramadhankan Dirimu!”

Sahabatku,
Akhirnya hari ini aku tahu:
“siapa yang mendahulu”...
Engkaulah yang mendahulu.
Dan kami masih menunggu saat itu.

Hari ini, engkau akhirnya beranjak.
Menepi dari dunia setelah mengukir jejak.
Jejak juang dimana penerusmu terus berpijak.

Berbahagilah engkau, Kawan...
Karena kami menjadi saksi:
bahwa hingga kisah duniamu usai,
Kedua kakimu tetap teguh di sini:
Di jejak perjuangan para rasul dan nabi.

Sahabatku...
Sudah pasti: semenjak hari ini hingga kapanpun,
aku akan selalu penuh rindu untukmu.
Banyak kenangan akan selalu hadir tentangmu.
Akan banyak doa penuh cinta untukmu.

Ah...
Perpisahan ini betapa tidak mudahnya.
Tapi bukankah ini perpisahan demi bertemu lagi?

Semoga Allah perkenankan aku dan kau:
mengulas hangat “Ajurumiyah”
dalam hangat semerbak kopi Firdausi...

Semoga Allah perkenankan kita semua:
mendaras sepenuh hasrat “Sejarah Dakwah”
di hadapan para panglima jalan dakwah:
para Nabi dan Rasul, di dalam Jannah...

Selamat jalan, Ustadz Ishaq Subu...
Semoga kisah perjalanan barumu
adalah seindah-indahnya kisah hidupmu.
Semoga kelapangan dan semerbak
sentiasa hiasi alam kuburmu.
Semoga kisah pedih-perih sakitmu
menghapus segenap jejak dosamu.

RahimakaLlah rahmatan waasi’ah...

Muhibbukum fiLlah,
Muhammad Ihsan Zainuddin
https://IhsanZainuddin.com
https://t.me/IhsanZainuddin (Telegram)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

PELIPUR LARA (Part 1 "HADIAH ISTIMEWA UNTUK BUNDA HEBAT")

  HADIAH ISTIMEWA UNTUK BUNDA HEBAT Hadiah untuk para ibu yang diuji dengan kesehatan anak Penulis: UmA Muqaddimah Bismillahirrahmanirrahiim Dengan memohon pertolongan Allah ta’ala kami memulai buku saku sederhana ini. Buku yang kami harapkan dapat menjadi teman dan pengingat. Tidak ada yang kami harapkan kecuali ridha Allah ta’ala atas karya sederhana ini. Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurah untuk Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Beliaulah teladan terbaik, termasuk ketika menghadapi ujian.  Buku ini hadir karena pengalaman pribadi yang ingin saling menguatkan terutama kepada para Bunda yang dihadiahkan anak istimewa. Begitu banyak pergolakan, penolakan, penerimaan, pemaafan, hingga perjuangan untuk melangkah maju yang bunda-bunda rasakan. Kami berharap semoga setiap langkah berbuah manis di sisi Allah ta’ala. Ini pertama kali kami menyusun buku sehingga pasti banyak kekeliruan dan kekurangan, semoga pembaca bisa memaafkan khilaf kami. Tentu pembahasan tentang perkar

TENTANG PILIHAN ALLAH (Part 3 "Hadiah Istimewa Untuk Bunda Hebat")

  HADIAH ISTIMEWA UNTUK BUNDA HEBAT Hadiah untuk para ibu yang diuji dengan kesehatan anak Penulis: UmA 3. Tentang Pilihan Allah “Sabarlah dengan ujian ini, kamu adalah wanita pilihan”, kurang lebih begitulah bunyi kalimat penyemangat yang sering disampaikan kepada para bunda yang sedang diuji dengan anak mereka. Sekilas, kalimat ini memang tampak meotivasi, tapi tahukah? Ternyata bagi para bunda yang sedang dalam proses menjalani ujian menemani buah hatinya dalam masa-masa kritis ternyata kalimat ini membuat mereka sedih dan tak terima. Sebut saja Bunda A, yang harus menemani sang anak selama 4 bulan di Rumah sakit dengan perjuangan stoma* anak yang sangat butuh perhatian. Ya, awal masuk Rumah sakit karena usus buntu pecah dan cukup parah sehingga harus kolostomi, ditambah terpapar covid ketika dirawat sehingga operasi tutup kolostomi pun harus terus tertunda, perjalanan batin sang ibu tentu penuh dengan dinamika. Dan ia pun berkata, “Jika orang bilang ‘kamu dipilih’, saya tidak perna

IRINGI DENGAN KETAATAN (PART 5 "Hadiah Istimewa untuk Bunda Hebat")

  Iringi dengan Ketaatan Penulis: umA “Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu (Muhammad) tentang Aku, maka sesungguhnya Aku dekat. Aku Kabulkan permohonan orang yang berdoa apabila dia  berdoa kepada-Ku. Hendaklah mereka itu memenuhi (perintah)-Ku dan beriman kepada-Ku, agar mereka memperoleh kebenaran .” (Terjemah Q.s. Al-Baqarah: 186) Allah ta’ala pasti akan mengabulkan do’a selama seseorang menjauhi hal-hal yang menyebabkan do’a itu terkatung-katung atau tertolak, misalnya makanan dan pakaian haram. Di sisi lain, Allah ta’ala pun membocorkan sebab-sebab do’a itu mudah dimakbulkan. Selain dengan memenuhi adabnya, juga mengiringi do’a itu dengan ketaatan. Allah  Ta’ala  juga berfirman, يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُواْ اسْتَعِينُواْ بِالصَّبْرِ وَالصَّلاَةِ إِنَّ اللّهَ مَعَ الصَّابِرِين َ “ Hai orang-orang yang beriman, jadikanlah sabar dan salat sebagai penolongmu. Sesungguhnya Allah bersama orang-orang yang sabar ”  (QS. Al Baqarah: 153) Dalam konteks ayat tersebut