Langsung ke konten utama

Hasil Tarbiyah Ramadan di Masa Pandemi Bagi Si Balita


Begitu banyak hal yang berubah saat pandemi menyapa. Dari hal kecil seperti kebiasaan di rumah, sampai hal besar seperti perekonomian bangsa. Tetapi, bagi keluarga kecil kami, pandemi ini menjadi momen dengan begitu banyak hikmah. Apalagi, masyaAllah, pandemi mulai menyapa negeri ini saat Ramadan bersiap datang. Sehingga keluarga kami yang diizinkan Allah menjalani detik-detik keberkahan di masa pandemi menjadi luar biasa kesannya.

Alhamdulillah, mungkin, bisa dikata, baru setelah Ramadan inilah ‘tarbiyah Ramadan di masa pandemi’ mulai menunjukkan hasil. Shalat si abah yang biasanya di masjid lalu berubah menjadi imam keluarga sejak pandemi, sepertinya menjadikan shalat lebih berkesan bagi si kecil. Apalagi bagi si kecil kami yang masih malu-malu di tempat umum.

Saat Ramadan, si kecil kami masih kadang ikut shalat berjama’ah kadang tidak, hanya menjadi penyimak saat orang tuanya lagi membaca Al-qur’an, dan semisalnya. Tetapi, di akhir Ramadan kemudian masuk ke bulan Syawwal, ia mulai mengambil posisi saat si abah sudah mulai berdiri untuk menjadi imam. 
Bahkan, baru saja, saat ia sedang tantrum (yang alasannya entah kenapa) sebelum kami hendak shalat, saya hanya menyarankan saja ke si abah untuk tetap melanjutkan shalat. Maka ketika melihat kami sudah shalat, ia berhenti menangis dan mengambil posisi dengan bantal yang sering ia jadikan sebagai sajadah. Mungkin karena takut kejedot sehingga bantal-lah yang dijadikannya sajadah. MasyaAllah tabarakallah.
Bukan hanya itu, ia pun sudah mulai mengambil posisi untuk membaca Al-qur’an dan mengikuti bacaan kami walaupun mungkin belum sempurna. Tetapi, sebuah kesyukuran karena salah satu hikmah pandemi adalah kami bisa kembali menikmati momen ibadah bersama keluarga. 
Pada taklim sakinah hari sabtu (13/6), Ustazah Herda Hasanah sempat mengingatkan bahwa momen pandemi ini, yang walaupun saat ini sudah dikabarkan “new normal”, tetapi kita tetap berhati-hati, serta inilah momen untuk sering-sering mengajarkan aqidah kepada anak. 
Momen pandemi ini, yang meninggalkan entah kesan positif atau kesan negatif bagi sebagian besar orang, bagi keluarga kecil kami mengajarkan hikmah yang sangat berharga. Ibadah dan kebersamaan yang mungkin kurang terkontrol di tahun-tahun sebelumnya, kajian-kajian yang tak sempat dihadiri sebelumnya, alhamdulillah biidznillah, dapat kembali kami coba benahi di tahun ini. 
Dan kesan ini memberikan pelajaran yang sangat besar bagi saya pribadi sebagai seorang ibu. Tarbiyah Ramadan dari Allah subhanahu wata’ala kali ini membuka begitu banyak pelajaran berharga yang bisa saya rasakan, terlepas dari ujiannya. Begitupula yang saya dapat rasakan dari buah hati kami.

Alhamdulillah. Maha Suci Allah yang telah menakdirkan setiap keadaan itu baik.
(UmA)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

BUNDA, JANGAN BERSENDIRIAN (PART 11 "Hadiah Istimewa Untuk Bunda Hebat")

  BUNDA, JANGAN BERSENDIRIAN Bunda, jangan merasa sendiri. Tentu karena memang kita tak pernah sendirian, sebab Allah ta’ala Maha Melihat dan Mengawasi kita. “Dan Allah bersama kamu (dengan ilmu-Nya) di mana saja kamu berada.” [QS. Al-Hadid: 4] Kemudian, Bunda, apa yang Bunda alami bukan hanya Bunda satu-satunya. Berdasarkan data berjalan 2020 dari Biro Pusat Statistik (BPS), jumlah penyandang disabilitas di Indonesia mencapai 22,5 juta atau sekitar lima persen (Kemensos). Entah itu dari sisi intelektual, mental, sensorik, dan ganda/multi. Selain itu, Ketua Pusat Layanan Penyakit Langka di  Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo  atau RSCM, Dr. dr. Damayanti Rusli Sjarif Sp.A(K) menyebut diperkirakan ada 10 persen dari total penduduk atau sekitar 25 juta orang yang menderita penyakit langka di Indonesia. Bukankah angka yang cukup fantastis? Maka kuatkanlah hatimu, Bunda! Dan siapkan diri untuk mencari informasi dan komunitas. Minimal kita bisa mendapatkan ilmu tentang penanganan ...

MENGAMBIL HIKMAH (Part 2 "Hadiah Istimewa Untuk Bunda Hebat)

  HADIAH ISTIMEWA UNTUK BUNDA HEBAT Hadiah untuk para ibu yang diuji dengan kesehatan anak Penulis: UmA 2. Mengambil Hikmah Selalu ada hikmah dari setiap kejadian, mungkin agar kita lebih dewasa, atau seringkali agar kita sadar dan kembali meniti jalan kebenaran. Atau terkadang melalui kejadian tersebut, ada pembelajaran istimewa yang Allah ingin hadirkan dalam kehidupan. Itulah yang terjadi saat ujian demi ujian seolah bertumpuk-tumpuk memenuhi tenggorokan. Bunda, cobalah untuk terus berprasangka baik kepada Sang Pencipta. Itulah langkah awal untuk mendidik jiwa ketika musibah menyapa. Sebab prasangka baik akan bernilai pahala dan membuahkan kebahagiaan serta kebaikan. Sebaliknya, berprasangka buruk dan mencela takdir-Nya hanya akan menyisakan kesempitan serta membawa diri dalam jurang keputusasaan. Buruk sangka hanya akan membuat hidup ke depannya lebih sulit, masalah lain pun akan bermunculan. Sungguh, itu terjadi. Mungkin, terus menjaga prasangka baik itu berat, tapi teruslah m...

KISAH KESABARAN DAN KESYUKURAN SAHABAT (PART 10 "Hadiah Istimewa Untuk Bunda Hebat")

  Kisah Kesabaran dan Kesyukuran Sahabat Kisah Kesabaran dan "Suatu hari, aku pernah berada di daerah perbatasan, wilayah Arish di negeri Mesir. Aku melihat sebuah kemah kecil, yang dari kemahnya menunjukkan bahwa pemiliknya adalah orang yang sangat miskin. Lalu aku pun mendatangi kemah yang berada di padang pasir tersebut untuk melihat apa yang ada di dalamnya. Kemudian aku melihat seorang laki-laki. Namun bukan laki-laki biasa. Kondisi laki-laki ini sedang berbaring dengan tangan dan kakinya bunting, telinganya sulit mendengar, matanya buta, dan tidak ada yang tersisa selain lisannya yang berbicara. Dari lisannya orang itu mengucapkan, “Ya Allah berilah aku ilham untuk tetap mensyukuri nikmat-Mu yang telah Engkau anugerahkan kepadaku. Dan Engkau sangat muliakan aku dari ciptaan-Mu yang lain.” Kemudian aku pun menemuinya, dan berkata kepada orang itu, “Wahai saudaraku, nikmat Allah mana yang engkau syukuri?” Kemudian laki-laki pemilik kemah itu menjawab, “Wahai saudara, diaml...