Langsung ke konten utama

Dimana Letak Kekayaanmu?

Sumber: Unsplash

Sebenarnya aku sangat ingin bercita kaya
Tetapi jika kekayaan itu membuatku jatuh ke neraka
Maka biarlah aku hidup berkecukupan, walau apa adanya
Hidup ini akan berganti
Menjadi puing-puing yang akan di susun kembali
Dari catatan-catatan amal yang kita patri
Entah baik atau buruk, balasannya akan menanti

Aku teringat kisah seorang yang sangat terkenal. Bukan hanya dikenal di negara ini tetapi hingga mancanegara. Sebuah nama yang dikenal dan dijadikan sebuah istilah, "Harta Karun". Tetapi apakah kisahnya baik? Ya, 'baik' untuk dijadikan pelajaran.
Karun namanya. Seorang yang awalnya tak punya apa-apa. Jangankan harta yang berlimpah, makan pun seadanya. Miskin dan papa. Tapi, kala itu ia tidaklah congkak dan angkuh. Hingga tatkala Allah memberinya kelimpahan harta. Maka bangkitlah kesombongannya. Ia yang tadinya bukan siapa-siapa menjadi dikenal oleh orang banyak. Orang-orang mengingatkannya tatkala melihatnya melampaui batas, bahwa ia dulunya orang yang tidak punya. Semua adalah karunia Allah. Tapi ia tak peduli bahkan menjawab bahwa semua hartanya adalah hasil usaha dan kepintarannya. Maka apa yang Allah ganjarkan padanya? Allah tenggelamkan ia beserta harta-hartanya ketika ia berkeliling kota memamerkan apa yang dia punya.
Seorang yang meletakkan harta di hatinya.
Tetapi tak semua orang sama. Aku mengingatnya, seorang yang membuahkan decak kagum yang luar biasa. Seorang yang telah berlalu 14 abad tetapi namanya masih mekar. Bahkan sebuah akun bank atas namanya masih bisa kita dapatkan. Utsman bin 'Affan namanya. Aku bertanya-tanya, bagaimana bisa ia yang telah tiada beberapa belas abad yang lalu tetapi namanya masih tercatat menjadi akun sebuah bank di Arab? Oh, rupa-rupanya semua bermula di waktu itu, waktu ketika Utsman bin Affan membeli sebuah sumur yang airnya dijual mahal oleh seorang Yahudi padahal itulah satu-satunya sumber mata air yang baik. Maka Utsman pun membelinya lalu memberinya sebagai infak untuk kepentingan kaum muslimin. Maka sumur itu tetap mengalirkan airnya hingga kini, ke kebun-kebun kurma yang darinya diperoleh harta yang banyak. Dan uang itu hingga kini tetap dimanfaatkan untuk kemaslahatan ummat.
Dia, meletakkan harta itu di tangannya dan bukan di hatinya.
Maka semua memang tergantung kita. Jika ia menjadi cita yang membuat kita seperti Karun maka biarlah kita hidup apa adanya. Tetapi jika kita mampu untuk menjadi seperti 'Utsman radhiyallahu 'anhu, maka jadilah sepertinya.
Semua keputusan ada konsekuensinya. Dan kita harus siap menanggung bebannya. Tetapi kita berharap bahwa konsekuensi itu hanya kita dapat di dunia dan jangan di akhirat. Sebab kampung halaman kita itu kekal sedang dunia itu sementara.
#reminderuntukdiriku
15 Juli 2016 M/ 10 Syawwal 1437 H

Komentar

Postingan populer dari blog ini

BUNDA, JANGAN BERSENDIRIAN (PART 11 "Hadiah Istimewa Untuk Bunda Hebat")

  BUNDA, JANGAN BERSENDIRIAN Bunda, jangan merasa sendiri. Tentu karena memang kita tak pernah sendirian, sebab Allah ta’ala Maha Melihat dan Mengawasi kita. “Dan Allah bersama kamu (dengan ilmu-Nya) di mana saja kamu berada.” [QS. Al-Hadid: 4] Kemudian, Bunda, apa yang Bunda alami bukan hanya Bunda satu-satunya. Berdasarkan data berjalan 2020 dari Biro Pusat Statistik (BPS), jumlah penyandang disabilitas di Indonesia mencapai 22,5 juta atau sekitar lima persen (Kemensos). Entah itu dari sisi intelektual, mental, sensorik, dan ganda/multi. Selain itu, Ketua Pusat Layanan Penyakit Langka di  Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo  atau RSCM, Dr. dr. Damayanti Rusli Sjarif Sp.A(K) menyebut diperkirakan ada 10 persen dari total penduduk atau sekitar 25 juta orang yang menderita penyakit langka di Indonesia. Bukankah angka yang cukup fantastis? Maka kuatkanlah hatimu, Bunda! Dan siapkan diri untuk mencari informasi dan komunitas. Minimal kita bisa mendapatkan ilmu tentang penanganan ...

MENGAMBIL HIKMAH (Part 2 "Hadiah Istimewa Untuk Bunda Hebat)

  HADIAH ISTIMEWA UNTUK BUNDA HEBAT Hadiah untuk para ibu yang diuji dengan kesehatan anak Penulis: UmA 2. Mengambil Hikmah Selalu ada hikmah dari setiap kejadian, mungkin agar kita lebih dewasa, atau seringkali agar kita sadar dan kembali meniti jalan kebenaran. Atau terkadang melalui kejadian tersebut, ada pembelajaran istimewa yang Allah ingin hadirkan dalam kehidupan. Itulah yang terjadi saat ujian demi ujian seolah bertumpuk-tumpuk memenuhi tenggorokan. Bunda, cobalah untuk terus berprasangka baik kepada Sang Pencipta. Itulah langkah awal untuk mendidik jiwa ketika musibah menyapa. Sebab prasangka baik akan bernilai pahala dan membuahkan kebahagiaan serta kebaikan. Sebaliknya, berprasangka buruk dan mencela takdir-Nya hanya akan menyisakan kesempitan serta membawa diri dalam jurang keputusasaan. Buruk sangka hanya akan membuat hidup ke depannya lebih sulit, masalah lain pun akan bermunculan. Sungguh, itu terjadi. Mungkin, terus menjaga prasangka baik itu berat, tapi teruslah m...

KISAH KESABARAN DAN KESYUKURAN SAHABAT (PART 10 "Hadiah Istimewa Untuk Bunda Hebat")

  Kisah Kesabaran dan Kesyukuran Sahabat Kisah Kesabaran dan "Suatu hari, aku pernah berada di daerah perbatasan, wilayah Arish di negeri Mesir. Aku melihat sebuah kemah kecil, yang dari kemahnya menunjukkan bahwa pemiliknya adalah orang yang sangat miskin. Lalu aku pun mendatangi kemah yang berada di padang pasir tersebut untuk melihat apa yang ada di dalamnya. Kemudian aku melihat seorang laki-laki. Namun bukan laki-laki biasa. Kondisi laki-laki ini sedang berbaring dengan tangan dan kakinya bunting, telinganya sulit mendengar, matanya buta, dan tidak ada yang tersisa selain lisannya yang berbicara. Dari lisannya orang itu mengucapkan, “Ya Allah berilah aku ilham untuk tetap mensyukuri nikmat-Mu yang telah Engkau anugerahkan kepadaku. Dan Engkau sangat muliakan aku dari ciptaan-Mu yang lain.” Kemudian aku pun menemuinya, dan berkata kepada orang itu, “Wahai saudaraku, nikmat Allah mana yang engkau syukuri?” Kemudian laki-laki pemilik kemah itu menjawab, “Wahai saudara, diaml...