Langsung ke konten utama

Kisah Haru Tenaga Medis Kuat Menghadapi Pandemi dengan Tarbiyah



Muslimah Wahdah Jakarta Selatan - Pandemi yang sudah memasuki bulan ke-5 saat ini, membuat pemerintah mengambil kebijakan “New Normal”. Masyarakat mulai diberikan kelonggaran untuk beraktivitas namun tetap menerapkan protokol kesehatan, yaitu: menggunakan masker, jaga jarak, dan rajin mencuci tangan. Namun, kendati penerapan kebijakan tersebut diberlakukan, laju penularan Corona Virus Disease atau Covid-19 masih terus merangkak naik.

Salah satu profesi yang cukup signifikan merasakan dampak dari grafik penularan yang terus meningkat ialah tenaga medis. Perjuangan yang tak henti masih terus dikerahkan walaupun sebagian masyarakat mulai kurang acuh dan peka lagi dengan keberadaan Covid-19. Dalam kegiatan Tarbiyah Gabungan yang dilaksanakan oleh Muslimah Wahdah Daerah Jakarta Selatan (MWD Jaksel), beberapa peserta tarbiyah merupakan tenaga medis: seperti perawat, asisten apoteker, bidan, dan lainnya. Materi sendiri diisi oleh dr. Reny R. Baasalem, MKK dengan tema, “Semangat Tarbiyah di Tengah Pandemi”.

Dalam kegiatan daring yang diadakan pada Ahad (28/6/20) tersebut, terdapat sesi “sharing” tenaga medis untuk menguatkan kepekaan dan kepedulian peserta terhadap wabah yang masih belum surut serta saling menularkan semangat untuk tetap menuntut ilmu. Kurnia, salah satu peserta tarbiyah yang berprofesi sebagai perawat membagikan momen haru pengalaman dan perjuangannya sebagai tenaga medis.

“Tapi meskipun nggak itu.. kita sih fokusnya saling membantu aja. Soalnya ‘kan bukan cuman rumah sakit yang kondisi keuangannya menurun, semua juga seperti itu. Terus, (kenapa) semangat untuk tarbiyah itu karena dengan tarbiyah, justru dengan tarbiyah, kita bisa melewati kondisi seperti ini. Jadi kalau misal kita lagi lemah, lagi nggak semangat, dengan tarbiyah atau mengaji itu kita bisa mendapatkan semangat kembali,” tutur Kurnia dengan haru.

Di awal, ia bercerita tentang bagaimana kondisi tenaga medis di tempatnya bekerja yang langsung menghadapi pasien Covid-19. Cerita menjadi penuh haru saat ia mengungkapkan banyak pasien yang menolak kenyataan bahwa mereka dinyatakan positif. Bahkan, menurut pengalamannya, ada pasien yang sampai mengatakan bahwa si pasien tersebut dipermainkan, seperti kasus yang sempat viral di Makassar dengan menyebut bahwa Covid-19 hanyalah lahan bisnis. Bagi tenaga medis, terutama yang terjun langsung di lapangan, perkataan tersebut sangatlah menyakiti.

Ia juga berpesan, agar masyarakat bisa cerdas memilih informasi dan tidak termakan berita palsu yang tidak jelas sumbernya serta tidak dapat dipertanggungjawabkan. Ia berharap, peserta yang hadir di kegiatan Tarbiyah Gabungan tersebut juga bisa membantu untuk mengedukasi masyarakat tentang Covid-19 dan bisa langsung melihat kenyataan di rumah sakit jika memang merasa ingin tahu lebih dalam.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

BUNDA, JANGAN BERSENDIRIAN (PART 11 "Hadiah Istimewa Untuk Bunda Hebat")

  BUNDA, JANGAN BERSENDIRIAN Bunda, jangan merasa sendiri. Tentu karena memang kita tak pernah sendirian, sebab Allah ta’ala Maha Melihat dan Mengawasi kita. “Dan Allah bersama kamu (dengan ilmu-Nya) di mana saja kamu berada.” [QS. Al-Hadid: 4] Kemudian, Bunda, apa yang Bunda alami bukan hanya Bunda satu-satunya. Berdasarkan data berjalan 2020 dari Biro Pusat Statistik (BPS), jumlah penyandang disabilitas di Indonesia mencapai 22,5 juta atau sekitar lima persen (Kemensos). Entah itu dari sisi intelektual, mental, sensorik, dan ganda/multi. Selain itu, Ketua Pusat Layanan Penyakit Langka di  Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo  atau RSCM, Dr. dr. Damayanti Rusli Sjarif Sp.A(K) menyebut diperkirakan ada 10 persen dari total penduduk atau sekitar 25 juta orang yang menderita penyakit langka di Indonesia. Bukankah angka yang cukup fantastis? Maka kuatkanlah hatimu, Bunda! Dan siapkan diri untuk mencari informasi dan komunitas. Minimal kita bisa mendapatkan ilmu tentang penanganan ...

MENGAMBIL HIKMAH (Part 2 "Hadiah Istimewa Untuk Bunda Hebat)

  HADIAH ISTIMEWA UNTUK BUNDA HEBAT Hadiah untuk para ibu yang diuji dengan kesehatan anak Penulis: UmA 2. Mengambil Hikmah Selalu ada hikmah dari setiap kejadian, mungkin agar kita lebih dewasa, atau seringkali agar kita sadar dan kembali meniti jalan kebenaran. Atau terkadang melalui kejadian tersebut, ada pembelajaran istimewa yang Allah ingin hadirkan dalam kehidupan. Itulah yang terjadi saat ujian demi ujian seolah bertumpuk-tumpuk memenuhi tenggorokan. Bunda, cobalah untuk terus berprasangka baik kepada Sang Pencipta. Itulah langkah awal untuk mendidik jiwa ketika musibah menyapa. Sebab prasangka baik akan bernilai pahala dan membuahkan kebahagiaan serta kebaikan. Sebaliknya, berprasangka buruk dan mencela takdir-Nya hanya akan menyisakan kesempitan serta membawa diri dalam jurang keputusasaan. Buruk sangka hanya akan membuat hidup ke depannya lebih sulit, masalah lain pun akan bermunculan. Sungguh, itu terjadi. Mungkin, terus menjaga prasangka baik itu berat, tapi teruslah m...

KISAH KESABARAN DAN KESYUKURAN SAHABAT (PART 10 "Hadiah Istimewa Untuk Bunda Hebat")

  Kisah Kesabaran dan Kesyukuran Sahabat Kisah Kesabaran dan "Suatu hari, aku pernah berada di daerah perbatasan, wilayah Arish di negeri Mesir. Aku melihat sebuah kemah kecil, yang dari kemahnya menunjukkan bahwa pemiliknya adalah orang yang sangat miskin. Lalu aku pun mendatangi kemah yang berada di padang pasir tersebut untuk melihat apa yang ada di dalamnya. Kemudian aku melihat seorang laki-laki. Namun bukan laki-laki biasa. Kondisi laki-laki ini sedang berbaring dengan tangan dan kakinya bunting, telinganya sulit mendengar, matanya buta, dan tidak ada yang tersisa selain lisannya yang berbicara. Dari lisannya orang itu mengucapkan, “Ya Allah berilah aku ilham untuk tetap mensyukuri nikmat-Mu yang telah Engkau anugerahkan kepadaku. Dan Engkau sangat muliakan aku dari ciptaan-Mu yang lain.” Kemudian aku pun menemuinya, dan berkata kepada orang itu, “Wahai saudaraku, nikmat Allah mana yang engkau syukuri?” Kemudian laki-laki pemilik kemah itu menjawab, “Wahai saudara, diaml...