Langsung ke konten utama

MUHASABAH, BAGAIMANA SYUKUR KITA? (PART 8 "Hadiah Istimewa untuk Bunda Hebat")

 



Muhasabah, Bagaimana Syukur Kita?

 

“Dan sedikit dari hamba-Ku yang bersyukur,” (potongan terjemah ayat 13 surah Saba’). Begitulah faktanya, dan memang kita saksikan. Bahkan, kita menjadi saksi atas diri kita sendiri. Bagaimana syukur kita yang masih jadi PR. Kenapa? Karena nikmat Allah ta’ala tercurah begitu besar untuk kita. Tentang mata yang masih bisa melihat, atau telinga yang masih mendengar, atau lidah yang masih mengecap rasa. Tentang helai-helai rambut yang menghiasi kepala kita, keberadaan kulit yang melindungi organ tubuh kita, tentang senyum, bahkan kotoran yang masih bisa dikeluarkan dengan baik. Sungguh jika kita resapi dengan teliti, nikmat Allah ta’ala sungguh sangat banyak, sangat indah.


Otak adalah struktur paling kompleks dan penuh teka-teki di alam semesta. Organ itu juga berisi lebih banyak neuron (sel saraf) daripada jumlah bintang di galaksi. (Sumber: getty image, BBC.com)


Sepanjang hidup kita, otak kita terus-menerus berubah. Maka dari itu, otak adalah organ yang fleksibel dan adaptif. Neuroplastisitas, kapasitas sistem saraf untuk memodifikasi atau beradaptasi terhadap perubahan, memungkinkan neuron untuk mengatur ulang sendiri dengan membentuk koneksi baru dan menyesuaikan aktivitasnya sebagai respons terhadap perubahan lingkungan. (Sumber getty image, BBC.com)

 

Mari kita coba melihat 1 saja organ, otak kita misalnya. Ini pun kami pribadi baru dapatkan betapa nikmat sekali otak kita ketika anak kami didiagnosis hidrosefalus obstruktif di usianya yang 1 tahun. Otak bukan hanya sekadar organ saja, penuh dengan neuron (sel saraf), bahkan ada pula system yang mengatur cairan otak kita. Tahukah kita bahwa otak beratnya bisa mencapai 1,3 kilogram untuk dewasa, bukan bobot yang ringan. Tetapi kita tidak merasa kepala kita berat, kita mudah mengangkatnya dan berjalan ke sana ke mari, karena adanya cairan otak. Itu normal. Ada system yang mengatur jumlah cairan di otak kita dengan sangat detil, juga saluran yang membuat cairan itu bisa mengalir dengan mudah ke sumsum tulang belakang kita.

Tapi tidak dengan anak kami, dan pasien-pasien hidrosefalus. Entah saluran mereka tersumbat atau karena jumlah cairan serebrospinal (cairan otak) yang dihasilkan berlebihan. Saat itu kami sadar, betapa luar biasa nikmat yang Allah ta’ala berikan kepada kita. Betapa Maha Baiknya Allah subhanahu wata’ala, sang Maha Penjaga.

Belum lagi dengan anak-anak lain yang kami saksikan di Rumah sakit, ada yang terkena tumor/kanker, penyakit jantung, kelamin ganda, tak ada anus, kelainan tulang, dan otot. Semuanya seperti menyentil hati ini, “pernahkah kita bersyukur untuk setiap nikmat itu?”. Bukan hanya secara lisan, tetapi syukur dengan sangat dari dalam hati kita. Dan bukankah tidak masuk akal, orang yang berterima kasih dengan tulus tidak membalas sang pember nikmat?

Bunda, tahukah apa yang begitu indah? Kita takkan pernah bisa membalas setiap nikmat yang Allah ta’ala berikan kepada diri kita, walau begitu, Allah Maha Mensyukuri, malah akan membalas kesyukuran kita dengan tambahan nikmat yang lebih banyak lagi. Subhanallah! Allahu Akbar!

Dengan melaksanakan perintah-Nya, menjauhi larangan-Nya, berbuat baik kepada kerabat dan makhluk-Nya, menyebarkan kebaikan dan nasihat, tidak berbuat syirik (menyekutukan-Nya), itulah di antara cara kita menunjukkan rasa syukur kita. Bunda, mungkin, ujian kita sebenarnya untuk mengingatkan kita betapa lalai diri kita bersyukur kepada-Nya. Dengan kehadiran anak yang istimewa, Allah ta’ala telah memberi kita hadiah. Minimal, kita bersyukur anak kita masih bisa bernapas dan ada di sisi kita. Juga mengingatkan, bahwa dunia ini sungguh hanya persinggahan. Dengan izin-Nya, semoga kita bisa berkumpul di Jannah (surga).


========================================================

Komentar

Postingan populer dari blog ini

BUNDA, JANGAN BERSENDIRIAN (PART 11 "Hadiah Istimewa Untuk Bunda Hebat")

  BUNDA, JANGAN BERSENDIRIAN Bunda, jangan merasa sendiri. Tentu karena memang kita tak pernah sendirian, sebab Allah ta’ala Maha Melihat dan Mengawasi kita. “Dan Allah bersama kamu (dengan ilmu-Nya) di mana saja kamu berada.” [QS. Al-Hadid: 4] Kemudian, Bunda, apa yang Bunda alami bukan hanya Bunda satu-satunya. Berdasarkan data berjalan 2020 dari Biro Pusat Statistik (BPS), jumlah penyandang disabilitas di Indonesia mencapai 22,5 juta atau sekitar lima persen (Kemensos). Entah itu dari sisi intelektual, mental, sensorik, dan ganda/multi. Selain itu, Ketua Pusat Layanan Penyakit Langka di  Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo  atau RSCM, Dr. dr. Damayanti Rusli Sjarif Sp.A(K) menyebut diperkirakan ada 10 persen dari total penduduk atau sekitar 25 juta orang yang menderita penyakit langka di Indonesia. Bukankah angka yang cukup fantastis? Maka kuatkanlah hatimu, Bunda! Dan siapkan diri untuk mencari informasi dan komunitas. Minimal kita bisa mendapatkan ilmu tentang penanganan ...

MENGAMBIL HIKMAH (Part 2 "Hadiah Istimewa Untuk Bunda Hebat)

  HADIAH ISTIMEWA UNTUK BUNDA HEBAT Hadiah untuk para ibu yang diuji dengan kesehatan anak Penulis: UmA 2. Mengambil Hikmah Selalu ada hikmah dari setiap kejadian, mungkin agar kita lebih dewasa, atau seringkali agar kita sadar dan kembali meniti jalan kebenaran. Atau terkadang melalui kejadian tersebut, ada pembelajaran istimewa yang Allah ingin hadirkan dalam kehidupan. Itulah yang terjadi saat ujian demi ujian seolah bertumpuk-tumpuk memenuhi tenggorokan. Bunda, cobalah untuk terus berprasangka baik kepada Sang Pencipta. Itulah langkah awal untuk mendidik jiwa ketika musibah menyapa. Sebab prasangka baik akan bernilai pahala dan membuahkan kebahagiaan serta kebaikan. Sebaliknya, berprasangka buruk dan mencela takdir-Nya hanya akan menyisakan kesempitan serta membawa diri dalam jurang keputusasaan. Buruk sangka hanya akan membuat hidup ke depannya lebih sulit, masalah lain pun akan bermunculan. Sungguh, itu terjadi. Mungkin, terus menjaga prasangka baik itu berat, tapi teruslah m...

KISAH KESABARAN DAN KESYUKURAN SAHABAT (PART 10 "Hadiah Istimewa Untuk Bunda Hebat")

  Kisah Kesabaran dan Kesyukuran Sahabat Kisah Kesabaran dan "Suatu hari, aku pernah berada di daerah perbatasan, wilayah Arish di negeri Mesir. Aku melihat sebuah kemah kecil, yang dari kemahnya menunjukkan bahwa pemiliknya adalah orang yang sangat miskin. Lalu aku pun mendatangi kemah yang berada di padang pasir tersebut untuk melihat apa yang ada di dalamnya. Kemudian aku melihat seorang laki-laki. Namun bukan laki-laki biasa. Kondisi laki-laki ini sedang berbaring dengan tangan dan kakinya bunting, telinganya sulit mendengar, matanya buta, dan tidak ada yang tersisa selain lisannya yang berbicara. Dari lisannya orang itu mengucapkan, “Ya Allah berilah aku ilham untuk tetap mensyukuri nikmat-Mu yang telah Engkau anugerahkan kepadaku. Dan Engkau sangat muliakan aku dari ciptaan-Mu yang lain.” Kemudian aku pun menemuinya, dan berkata kepada orang itu, “Wahai saudaraku, nikmat Allah mana yang engkau syukuri?” Kemudian laki-laki pemilik kemah itu menjawab, “Wahai saudara, diaml...