Langsung ke konten utama

Ayok, Bantu Pemerintah Memutus Rantai Penyebaran Covid-19


, Bantu Pemerintah Memutus Rantai Penyebaran Covid-19

Oleh Ajrul Husnah Anwar, S.Si., M.Kes

Baru-baru ini ada imbauan dari pemerintah pusat maupun daerah untuk melakukan social distancing measure dalam rangka penanganan penyakit yang disebabkan oleh Covid-19. Apa itu? Yaitu membatasi interaksi kita dengan orang lain guna memutus mata rantai penyebaran virus Corona di wilayah masing-masing.



Rakyat yang mengedukasi dirinya dengan baik tentang issue Corona ini, akan mampu menjalankan instruksi ini dengan amanah, bertanggung jawab dan tanpa panik atau frustasi. Mereka akan senantiasa meningkatkan keimanan dan ketakwaan kepada Allah, taat pada instruksi pemerintah dan tidak melakukan hal-hal yang merugikan dirinya dan orang lain.

Pemerintah membutuhkan rakyat yang smart (cerdas) dalam membantu menanggulangi wabah penyakit yang sudah dalam taraf pandemi global ini. Rakyat harus kompak mengikuti instruksi pemerintah untuk bersabar, tinggal berdiam diri di rumah masing-masing dan membatasi jadwal keluar rumah kecuali untuk hal yang penting dan mendesak seperti membeli bahan makanan, dll selama waktu yang ditentukan.

Berikut hal yang perlu diperhatikan selama masa 14 hari berdiam di rumah:

1. Hendaknya berdiam diri di rumah. Jika harus keluar rumah karena urusan penting dan mendesak, jagalah jarak kurang lebih 1-2 meter dengan orang lain, tidak berpelukan dan berjabat tangan.

2. Jangan mendatangi pusat keramaian. Batalkan diri untuk menghadiri pertemuan atau berkumpul dengan sekelompok orang seperti berangkat ke kajian, rapat, seminar, pelatihan, mall, rumah sakit (bagi pengunjung kecuali tenaga medis atau keluarga pasien yang harus standby di RS) hingga belajar di kampus maupun sekolah.

Hal ini telah dicontohkan oleh sahabat Rasulullah Shallallahu alaihi wa Sallam yaitu Amru bin Ash Radhiyallahu Anhu yang diberi tugas oleh Khalifah Umar bin Khattab Radhiyallahu Anhu untuk mengatasi wabah tho'un di negeri Syam yang berhasil menewaskan beberapa sahabat mulia. Solusi yang diberikan oleh Amru bin Ash yang cerdas ini adalah dengan memerintahkan masing-masing orang untuk berpencar tinggal atau berdiam diri di gunung-gunung dan hindari berkumpul dengan orang banyak. Cara ini pun akhirnya dipakai pula oleh seluruh dunia dalam mengatasi penyebaran wabah penyakit.

3. Membeli bahan makanan yang fresh untuk dimasak/ diolah di rumah agar lebih terjamin higienitasnya. Virus akan mati jika dimasak hingga matang sempurna. Tidak dianjurkan membeli makanan siap saji di luar rumah jika tidak mendesak. Sebab dikhawatirkan makanan tersebut bisa terkontaminasi dengan droplet penderita, lalu langsung dikonsumsi dan dapat menyebabkan kita terinfeksi covid-19.

4. Jangan membeli semua bahan makanan sehingga tidak menyisakan makanan untuk orang lain. Berpikirlah rasional untuk saling memudahkan antara kita. Siapa yang menolong saudaranya maka iapun akan ditolong oleh Allah keluar dari kesulitan.

"...Allah senantiasa menolong hamba Nya selama hamba Nya itu suka menolong saudaranya”. (HR. Muslim, lihat juga Kumpulan Hadits Arba’in An Nawawi hadits ke 36)

5. Jaga imunitas tubuh dengan cara berlatih puasa, kurangi asupan gula dan karbohidrat tinggi, berolah raga teratur, minimalkan stress serta menjaga kualitas tidur. Kelima cara tersebut terbukti secara ilmiah meningkatkan imunitas tubuh. InsyaAllah akan saya bahas di tulisan saya selanjutnya.😊

6. Tetap menjaga kebersihan diri termasuk mencuci tangan dengan antiseptik dan air mengalir. Bagi orang yang sering berada di luar rumah karena tugas yang tidak bisa ditinggalkan, atau pun ke mesjid untuk melaksanakan ibadah wajib salat 5 waktu bagi laki-laki maka upayakan mencuci tangan, melepas pakaian dan mandi ketika pulang ke rumah.

Khusus untuk mesjid-mesjid agar mengimbau jamaah yang sakit/ kurang sehat untuk salat di rumah, mengarahkan jamaah untuk membawa sejadah dan perlengkapan salat sendiri serta menjaga kebersihan tempat ibadah.

7. Tawakkal hanya kepada Allah yaitu menyerahkan diri sepenuhnya kepada Allah dengan berikhtiar dan berdoa agar kita mendapatkan petunjuk, pertolongan dan pahala di sisi-Nya.

Sekian dari saya, jika ada yang benar itu datangnya dari Allah semata dan jika ada yang salah itu datangnya dari saya pribadi sebagai manusia yang lemah. Ayo, bantu pemerintah dalam usaha memutus mata rantai penyebaran covid-19 di daerah kita masing-masing. Semoga Allah menjaga dan melindungi kita semua dari segala mara bahaya. Aamiin

Komentar

Postingan populer dari blog ini

BUNDA, JANGAN BERSENDIRIAN (PART 11 "Hadiah Istimewa Untuk Bunda Hebat")

  BUNDA, JANGAN BERSENDIRIAN Bunda, jangan merasa sendiri. Tentu karena memang kita tak pernah sendirian, sebab Allah ta’ala Maha Melihat dan Mengawasi kita. “Dan Allah bersama kamu (dengan ilmu-Nya) di mana saja kamu berada.” [QS. Al-Hadid: 4] Kemudian, Bunda, apa yang Bunda alami bukan hanya Bunda satu-satunya. Berdasarkan data berjalan 2020 dari Biro Pusat Statistik (BPS), jumlah penyandang disabilitas di Indonesia mencapai 22,5 juta atau sekitar lima persen (Kemensos). Entah itu dari sisi intelektual, mental, sensorik, dan ganda/multi. Selain itu, Ketua Pusat Layanan Penyakit Langka di  Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo  atau RSCM, Dr. dr. Damayanti Rusli Sjarif Sp.A(K) menyebut diperkirakan ada 10 persen dari total penduduk atau sekitar 25 juta orang yang menderita penyakit langka di Indonesia. Bukankah angka yang cukup fantastis? Maka kuatkanlah hatimu, Bunda! Dan siapkan diri untuk mencari informasi dan komunitas. Minimal kita bisa mendapatkan ilmu tentang penanganan ...

MENGAMBIL HIKMAH (Part 2 "Hadiah Istimewa Untuk Bunda Hebat)

  HADIAH ISTIMEWA UNTUK BUNDA HEBAT Hadiah untuk para ibu yang diuji dengan kesehatan anak Penulis: UmA 2. Mengambil Hikmah Selalu ada hikmah dari setiap kejadian, mungkin agar kita lebih dewasa, atau seringkali agar kita sadar dan kembali meniti jalan kebenaran. Atau terkadang melalui kejadian tersebut, ada pembelajaran istimewa yang Allah ingin hadirkan dalam kehidupan. Itulah yang terjadi saat ujian demi ujian seolah bertumpuk-tumpuk memenuhi tenggorokan. Bunda, cobalah untuk terus berprasangka baik kepada Sang Pencipta. Itulah langkah awal untuk mendidik jiwa ketika musibah menyapa. Sebab prasangka baik akan bernilai pahala dan membuahkan kebahagiaan serta kebaikan. Sebaliknya, berprasangka buruk dan mencela takdir-Nya hanya akan menyisakan kesempitan serta membawa diri dalam jurang keputusasaan. Buruk sangka hanya akan membuat hidup ke depannya lebih sulit, masalah lain pun akan bermunculan. Sungguh, itu terjadi. Mungkin, terus menjaga prasangka baik itu berat, tapi teruslah m...

KISAH KESABARAN DAN KESYUKURAN SAHABAT (PART 10 "Hadiah Istimewa Untuk Bunda Hebat")

  Kisah Kesabaran dan Kesyukuran Sahabat Kisah Kesabaran dan "Suatu hari, aku pernah berada di daerah perbatasan, wilayah Arish di negeri Mesir. Aku melihat sebuah kemah kecil, yang dari kemahnya menunjukkan bahwa pemiliknya adalah orang yang sangat miskin. Lalu aku pun mendatangi kemah yang berada di padang pasir tersebut untuk melihat apa yang ada di dalamnya. Kemudian aku melihat seorang laki-laki. Namun bukan laki-laki biasa. Kondisi laki-laki ini sedang berbaring dengan tangan dan kakinya bunting, telinganya sulit mendengar, matanya buta, dan tidak ada yang tersisa selain lisannya yang berbicara. Dari lisannya orang itu mengucapkan, “Ya Allah berilah aku ilham untuk tetap mensyukuri nikmat-Mu yang telah Engkau anugerahkan kepadaku. Dan Engkau sangat muliakan aku dari ciptaan-Mu yang lain.” Kemudian aku pun menemuinya, dan berkata kepada orang itu, “Wahai saudaraku, nikmat Allah mana yang engkau syukuri?” Kemudian laki-laki pemilik kemah itu menjawab, “Wahai saudara, diaml...