Tulisan sebelumnya bisa sahabat shalihat buka di link ini.
Menyambung tulisan sebelumnya, maka kita telah mengetahui apa pengertian Al-qur'an secara bahasa dan istilah. Pengertian secara istilah ini yang kemudian kita gunakan untuk memaknai Al-qur'an. Kali ini ayo berkenalan lebih jauh dengan Al-qur'an.. Sudah baca Al-qur'an hari ini?
Sumber gambar: Google |
Al-qur'an Bukanlah Syair dan Dongeng
Apa sih dongeng itu? Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, dongeng/do·ngeng/ /dongéng/ n yaitu: 1 cerita yang tidak benar-benar terjadi (terutama tentang kejadian zaman dulu yang aneh-aneh): anak-anak gemar mendengarkan -- Seribu Satu Malam; 2 ki perkataan (berita dan sebagainya) yang bukan-bukan atau tidak benar: uraian yang panjang itu dianggapnya hanya -- belaka.
Maka jelaslah bahwa Al-qur'an bukanlah dongeng. Di dalam Al-qur'an kita banyak mendapatkan kisah-kisah Nabi, orang shalih, atau kisah hikmah lain. Nah, orang-orang yang tidak beriman kepada Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam mengingkari Al-qur'an dengan menyebutnya sebagai dongeng. Padahal itu bukanlah dongeng melainkan 'Al-qashash' atau kisah nyata yang sungguh terjadi. Al-qur'an mengabadikan perkataan orang-orang kafir Quraisy tersebut:
"...Sehingga apabila mereka datang kepadamu untuk membantahmu, orang-orang kafir itu berkata: “Al-Quran ini tidak lain hanyalah dongengan orang-orang dahulu“. (Terjemah Qs. Al-An'am)
Salah satu pakar parenting islami, Ustaz Budi Ashari, pernah menasihatkan kepada para orang tua agar membacakan kisah kepada anak-anak mereka, bukan dongeng. Mengapa? Karena dongeng (terutama dongeng yang familiar di tengah masyarakat) sering memuat hal-hal tidak benar yang secara tidak sadar akan mempengaruhi alam bawah sadar anak kita, contoh yang sering diangkat ialah Si Kancil misalnya. Tetapi kisah, terutama ksiah Nabi dan Rasul, kisah para ulama dan pejuang Islam, kisah di dalam Al-qur'an akan memberikan nilai keimanan dan perjuangan yang tertanam ke benak anak, dan kisah tersebut realistis karena nyata terjadi di zaman dahulu.
Selain itu, di antara bentuk penolakan yang dilayangkan oleh orang-orang kafir Quraisy kepada Rasulullah terhadap Al-qur'an ialah dengan menyebutnya sebagai sya'ir. Kemudian, Allah subhanahu wata'ala langsung membantahnya dengan berfirman:
"Dan Kami tidak mengajarkan syair kepadanya (Muhammad) dan bersyair itu tidaklah layak baginya. Al Quran itu tidak lain hanyalah pelajaran dan kitab yang memberi penerangan," (Terjemah Qs Yaasin:69)
" Sesungguhnya ia (Al-qur'an) benar-benar wahyu (yang diturunkan kepada) Rasul yang mulia, dan ia (Al-qur'an) bukanlah perkataan seorang penyair. Sedikit sekali kamu beriman kepadanya," (Terjemah Qs. AL-Haqqah: 40-41)
Apa sih itu sya'ir? Sya'ir kalau menurut bahasa kita berarti sajak atau puisi. Sebenarnya dalam Islam, kita tidak dilarang untuk bersyair atau bersajak, hanya saja Allah subhanahu wata'ala menekankan bahwa Al-qur'an adalah wahyu dan bukan sya'ir. Kata-kata indah yang bisa dirasakan dari tiap ayat Al-qur'an bukan hanya keindahan yang menentramkan tetapi juga sarat akan makna.
Masyarakat jahiliyah sangat mengelu-elukan para penyair karena kepandaian mereka mengolah kata, sehingga mengatakan bahwa Al-qur'an termasuk salah satunya. Padahal, Al-qur'an jauh lebih sempurna dari sekadar sya'ir gubahan manusia, sebab Al-qur'an adalah kalam Allah, wahyu dari-Nya. Al-qur'an bukanlah makhluk.
Masyarakat jahiliyah sangat mengelu-elukan para penyair karena kepandaian mereka mengolah kata, sehingga mengatakan bahwa Al-qur'an termasuk salah satunya. Padahal, Al-qur'an jauh lebih sempurna dari sekadar sya'ir gubahan manusia, sebab Al-qur'an adalah kalam Allah, wahyu dari-Nya. Al-qur'an bukanlah makhluk.
Olehnya, Allah subhanahu wata'ala sampai menurunkan surah Asy-Syu'araa, surah yang menerangkan bahwa penyair dan Rasul itu tidaklah sama. Bahkan, surah ini adalah surah yang berada di tengah Al-qur'an tetapi kembali terdiri lebih dari 200 ayat setelah surah-surah di awal Al-qur'an. Ayat-ayatnya pun memiliki akhiran yang berima indah. Di surah ini, Allah menegaskan bahwa para penyair (musyrik) itu diikuti oleh orang-orang yang sesat, suka memutarbalikkan lidah, serta tidak mempunyai pendirian. Perbuatan mereka tidak sesuai dengan apa yang mereka ucapkan, sedangkan para Rasul adalah hamba yang amanah dan jujur (shiddiq).
Bahkan Allah subhanahu wata'ala pun sering menantang manusia jika ada di antara mereka yang bisa membuat ayat semisal Al-qur'an ini. Tetapi, tidak ada dan tidak akan ada yang mampu. Sebab Al-qur'an ini adalah wahyu, kalamullah.
Maka sangat tidak pantas bagi manusia, terlebih yang beriman, untuk mempermainkan ayat-ayat-Nya, memusikalisasinya (sedangkan Rasulullah mengharamkan alat musik), dan membuat manusia hanya terfokus pada keindahannya lalu lupa mentadabburinya. Sungguh Al-qur'an ini pasti akan memberikan pengaruh bagi mereka yang membacanya dengan tartil, tadabbur, dan keimanan.
Siapkah dirimu diubah oleh Al-qur'an?
(FA)
(FA)
(bersambung--)
Komentar
Posting Komentar