Raih Bahagiamu dengan Qana’ah
Oleh : Nurlaela.Dj
Kebahagiaan adalah harapan dan dambaan setiap insan, siapapun dia. Dan keinginan untuk bahagia memang adalah bahagian dari fitrah sebagai manusia, maka tidak heran bahwa seseorang di belahan atau di sudut bumi manapun ia, akan melangkah dan berupaya meraih bahagianya. Dan maa syaa Allah diantara bentuk syamil dan kamil-nya agama Islam, ia tidak hanya memperhatikan dan berputar pada ceremonial ibadah saja. Bahkan mencakup seluruh aspek dan sisi kehidupan manusia. Diantaranya, kita melihat bagaimana luar biasanya perhatian syariat terhadap hal-hal yang memberi kemaslahatan dan kebahagiaan setiap hamba baik di dunia terlebih di akhirat.
Maka tentang bahagia, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam mengajarkan salah satu langkah untuk meraih bahagia di dalam kehidupan yakni dengan sifat qana'ah, dimana maknanya adalah rasa cukup/ puas terhadap nikmat karunia yang telah Allah berikan. Dan bahkan ketika seorang hamba memiliki sifat ini, maka sungguh dia seakan memiliki dunia seisinya. Sebagaimana perkataan Imam Syafi’i Rahimahullah:
إِذَا مَا كُنْتَ ذَا قَلْبٍ قَنُوْعٍ.. فَأَنْتَ وَمَالِكُ الدُّنْيَا سَوَاءُ
“Jika engkau memiliki hati yang selalu qana'ah maka sesungguhnya engkau sama seperti raja dunia”.
Maknanya, ketika sifat qana'ah telah tertancap dihati seorang hamba, maka rasa bahagia, puas yang dirasakan oleh raja dunia dengan bergelimang harta, fasilitas dan tahta, itu sama dengan kebahagiaan dan rasa puas yang kita rasakan dengan harta yang seadanya namun dengan sifat qana'ah itu. Dan ini sejalan dengan hadits Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, dimana beliau bersabda :
لَيْسَ الْغِنَى عَنْ كَثْرَةِ الْعَرَضِ وَلَكِنَّ الْغِنَى غِنَى النَّفْسِ
“Bukanlah kekayaan itu dengan banyaknya harta benda, akan tetapi kekayaan yang hakiki adalah rasa cukup di dalam jiwa (qana'ah)” (HR Al-Bukhari no 6446 dan Muslim no 1050)
Oleh karena itu sering kita temukan dan saksikan realita yang terjadi di sekitar kita bahwa di antara saudara kita ada yang dari segi nominal harta atau pendapatan sangat pas-pasan, yang mungkin hanya cukup untuk kebutuhan makan di hari itu. Tapi dirinya jauh dari berkeluh kesah, wajahnya senantiasa berseri-seri seperti tanpa beban,terlihat lapang dan bahagia, semua itu diantaranya karna sifat qana'ah yang tertancap di dalam hatinya. Dan ada juga di luar sana seseorang dari segi jabatan dan nominal harta hampir-hampir kita katakan ia memiliki segalanya, kendaraan mewah, tabungan yang banyak. Namun tersandung kasus korupsi wal iyadzu billah. Apa yang mendorongnya melakukan hal tersebut, tentu tidak lain karna rasa tidak puas, tidak merasa cukup atas apa yang telah ia miliki, hingga begitu haus dan ambisi terhadap perhiasan dunia. Maka hakekat orang-orang seperti ini, walau ia nampak memiliki segalanya sesungguhnya ia adalah orang yang fakir atau miskin karna jauhnya ia dari qana'ah. Selain itu mengapa sifat qana'ah menjadi diantara sebab bahagia seorang hamba, karna dengan sifat qana'ah menjadikan ia jauh dari hasad terhadap apa yang dimiliki oleh orang lain. Dimana kita ketahui sifat hasad ini adalah sumber kesengsaraan dan derita batin pada diri seseorang yang bercokol padanya sifat ini. Maka tidak heran mengapa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam mengidentikkan keberuntungan yang luar biasa diantaranya ketika Allah memberikan karunia sifat qana'ah dalam diri seorang hamba. Sebagaimana sabda Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam:
قَدْ أَفْلَحَ مَنْ هُدِىَ إِلَى الإِسْلاَمِ وَرُزِقَ الْكَفَافَ وَقَنِعَ بِهِ
”Sungguh beruntung orang yang diberi petunjuk kepada Islam, diberi rezeki yang cukup dan qana’ah (merasa cukup) dengan rezeki tersebut.” (HR. Ibnu Majah no. 4138, Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih).
Maka kita memohon kepada Allah semoga Allah anugerahkan kepada kita taufiq untuk memiliki sifat qana'ah. Kita berdo’a sebagaimana do’a yang senantiasa dilangitkan bahkan oleh manusia terbaik Rasulullah shallalahu ‘alaihi wa sallam, dalam haditsnya yang mulia. Dimana beliau pernah bersabda:
اللَّهُمَّ إنِّي أسْألُكَ الهُدَى ، والتُّقَى ، والعَفَافَ ، والغِنَى
“ Ya Allah, aku memohon kepada_Mu petunjuk, ketakwaan, diberikan sifat ‘afaf dan sifat qana'ah ).” (HR. Muslim)
Wa billahi taufiq, semoga bermanfaat.
Komentar
Posting Komentar