Langsung ke konten utama

Menjadikan Rumah Serasa Surga

 



Seorang ibu mempunyai peran yang sangat penting dalam menciptakan kebahagiaan dalam kehidupan rumah tangganya. Seorang ibu adalah ratu, manager dan pemegang kendali dalam sebuah rumah tangga. Rumah adalah tempatnya berkarier sekaligus pusat kegiatannya. 

Tak berlebih sekiranya dikatakan bahwa sebuah peradaban itu dimulai dari rumah. Dari rumahlah seorang anak lahir, tumbuh dan membesar yang akan sangat menentukan masa depannya kelak. Dari rumahlah juga seorang suami seharusnya mendapatkan ketenangan dan ketentraman setelah seharian berjibaku mencari nafkah di luar rumah demi memenuhi kebutuhan anggota keluarganya. 

Kita sering mendengar ungkapan baiti jannati; rumahku surgaku. Rumah yang bukan sekedar megah dan mewah layaknya sebuah istana. Namun rumah yang mampu memberikan rasa tentram, kedamaian serta kebahagiaan layaknya sebuah surga di dunia.

Untuk mewujudkannya, seorang ibu tidak hanya harus shalihah namun ia juga harus cerdas dan kreatif. Seorang ibu harus senantiasa belajar agar suami dan anak-anaknya betah berada di rumah. Menjadikan rumah sebagai tempat terbaik setelah seharian beraktivitas di luar sana. Menjadikan rumah sebagai tempat yang senantiasa dirindukan para penghuninya.

Rumah, Surga Dunia Bagi Suami

Banyak cara yang dapat dilakukan para istri untuk menciptakan suasana rumah laksana surga dunia bagi suaminya. Diantaranya yang dapat dilakukan adalah:

  • Bekerjasama mengerjakan ketaatan

Rumah akan terasa laksana surga dunia ketika di dalamnya ada kerjasama antara suami dan istri untuk bersama-sama menumbuhkan dan mewujudkan kecintaan serta ketaatan kepada Allah Azza Wa Jalla. Rumah yang di dalamnya sepasang suami istri saling bahu membahu untuk mendapatkan keridhaan Allah. Saling bekerja sama melakukan perbaikan diantara mereka.

Sebagai kepala keluarga seorang suami harus dapat membimbing dan mengarahkan istrinya agar tidak keluar dari jalur syariat. Demikian pula seorang istri haruslah senantiasa menopang, meneguhkan dan menyemangati suaminya agar senantiasa berada dalam jalur syariat yang diridhai Allah.

  • Menciptakan suasana rumah yang nyaman

Rumah yang nyaman tak harus besar dan mewah. Sebuah rumah yang sangat sederhana sekalipun tetaplah dapat menjadi surga dunia bagi seorang suami manakala rumah tersebut terlihat bersih dan tertata dengan baik. Rumah yang nyaman akan memberikan rasa tenang bagi seorang suami setelah seharian beraktivitas di luar rumah. Sehingga suami akan selalu merindukan suasana rumah di manapun ia berada.

  • Berpenampilan Paling Menarik Di Hadapan Suami

Agar suami betah di rumah maka sudah seharusnya seorang istri senantiasa menjaga penampilannya di hadapan suaminya. Bukankah seorang istri adalah milik suaminya. Muslimah shalihah hanya akan berdandan untuk memikat hati suaminya. Sementara ketika keluar rumah, maka ia akan menutup rapat-rapat tubuhnya dan tidak membiarkan sesenti pun dari tubuhnya terlihat oleh laki-laki ajnabi.

Seorang suami ketika pulang ke rumah dan mendapati istrinya dalam keadaan terbaik tentu akan senantiasa mendambakan rumahnya. Seorang suami tidak akan perlu membandingkan istrinya dengan perempuan-perempuan lainnya di luar sana. Karena sesungguhnya apa yang dimiliki perempuan tersebut juga ada pada istrinya yang setia menunggunya di rumah.  

“…Sesungguhnya wanita itu datang dengan rupa setan dan pergi dengan rupa setan (pula). Jika seseorang dari kalian melihat seorang wanita, maka hendaklah ia mendatangi istrinya, karena hal itu akan menolak apa yang ada dalam dirinya” (HR. Muslim, Abu Dawud dan at-Tirmidzi ). Dalam satu riwayat disebutkan, “Karena istrinya pun memiliki apa yang dimiliki oleh wanita itu.”

  • Senantiasa patuh dan taat pada suami

Kepatuhan dan ketaatan seorang istri juga akan membuat suami merasakan surga di rumahnya. Ketika seorang perempuan telah berumah tangga maka kepemimpinan juga berubah. Jika saat masih gadis, ia wajib tunduk dan patuh pada kedua orang tuanya maka ketika telah menikah maka kepatuhan dan ketundukan itu berpindah pada suaminya. (tentu saja kepatuhan yang dimaksud selama tidak melanggar aturan dari Allah Azza wa Jalla)

Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda: “Tidak patut seseorang sujud kepada orang lain. Sekiranya seseorang patut sujud kepada orang lain, tentu aku akan perintahkan seorang istri sujud kepada suaminya, karena begitu besar haknya kepada istrinya itu.” (HR. Nasa’i)

Ketaatan ini juga termasuk untuk bersegera menjawab panggilan suami guna memenuhi kebutuhan atau hasrat suaminya. Panggilan ini harus segera dijawab dan tidak boleh ditunda tanpa udzur yang syar’i.

“Dan tidaklah seorang istri dapat menunaikan seluruh hak Allah terhadapnya hingga ia menunaikan seluruh hak suaminya. Sampai-sampai jika suaminya meminta dirinya (mengajaknya jima’) sementara ia sedang berada di atas pelana (yang dipasang di atas unta) maka ia harus memberikannya (tidak boleh menolak).” (HR. Ahmad)

Adapun ancaman bagi istri yang menolak ajakan suami adalah “Demi Dzat yang jiwaku berada di tangan-Nya, tidaklah seorang suami memanggil istrinya ke tempat tidurnya lalu si istri menolak ajakan suaminya melainkan yang di langit (penduduk langit) murka pada istri tersebut sampai suaminya ridha kepadanya.” (HR Muslim)

  • Senantiasa bersyukur atas kebaikan suami   

Disebutkan dalam sebuah hadits bahwa wanita adalah mayoritas penghuni neraka. Ketika Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam ditanya, ternyata salah satu penyebabnya adalah kurangnya rasa syukur atas kebaikan-kebaikan yang telah diberikan suaminya. “Diperlihatkan neraka kepadaku. Ternyata mayoritas penghuninya adalah para wanita yang kufur. ”Ada yang bertanya kepada beliau, “Apakah para wanita itu kufur kepada Allah?”

Beliau menjawab, “(Tidak melainkan) mereka kufur kepada suami dan mengkufuri kebaikan (suami). Seandainya engkau berbuat baik kepada salah seorang dari mereka satu masa, kemudian suatu saat ia melihat darimu ada sesuatu (yang tidak berkenan di hatinya) niscaya ia akan berkata, ‘Aku sama sekali belum pernah melihat kebaikan darimu’.” (HR Bukhari dan Muslim)

Seorang istri haruslah banyak-banyak bersyukur atas apa yang telah diberikan suami kepadanya. Bukankah suami telah bekerja keras untuk memenuhi semua kebutuhannya. Sekiranya hal tersebut dirasa masih kurang maka hal tersebut bukanlah alasan untuk kemudian tidak bersyukur. Bersabar dan berdoalah agar suami dimudahkan rezekinya. Bahkan Allah mengancam para istri yang tidak tahu bersyukur atas pemberian suaminya. Dari Abdullah bin Amr’ ujarnya: “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: Allah tidak mau melihat istri yang tidak berterima kasih atas kebaikan suaminya, padahal ia selalu memerlukannya. – (HR. Nasa’i). 

  • Tinggal di rumah dan tidak keluar kecuali seizin suami

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman, “Dan hendaklah kamu tetap di rumahmu dan janganlah kamu berhias dan bertingkah laku seperti orang-orang Jahiliyah yang dahulu” (QS. Al Ahzab: 33).

Sekiranya seorang istri ingin mempunyai keperluan di luar rumah maka wajib baginya untuk meminta izin suami terlebih dahulu. Termasuk jika si istri ingin keluar untuk mengunjungi kedua orang tuanya bahkan untuk keperluan misalnya shalat di masjid sekalipun.

  • Tidak mengizinkan orang lain masuk rumah kecuali dengan izin suami

Ketenangan juga akan dirasakan seorang suami ketika ia tahu istrinya tidak akan memasukkan orang-orang yang tidak disukainya ke dalam rumah mereka. “Tidak boleh seorang wanita mengizinkan seorang pun untuk masuk di rumah suaminya sedangkan suaminya ada melainkan dengan izin suaminya.” (HR. Ibnu Hibban)

Rumah, Surga Dunia Bagi Anak-Anak

Menciptakan rumah laksana surga dunia bagi anak-anak juga dapat dilakukan dengan beberapa cara. Diantaranya adalah:

  • Menjadikan rumah sebagai madrasah pertama bagi anak-anak.

Sedini mungkin anak-anak dikenalkan dengan agama mereka. Sebelum anak-anak mendapatkan pendidikan dan pengajaran di sekolah, maka rumah adalah sekolah pertamanya. Kita sering mendengar istilah al ummu madrasatun, ibu adalah madrasah, sekolah pertama bagi anak-anaknya. Selayaknya seorang anak mengenal agamanya pertama kali dari orangtuanya.

Menjadikan rumah sebagai benteng yang senantiasa siap melindungi keluarga dari pengaruh buruk di luar sana.

Kita tahu di zaman seperti sekarang ini, kerusakan telah terjadi di segala bidang. Pergaulan bebas, kemerosotan moral, kejahatan dengan segala bentuk, dan segala macam kerusakan banyak dijumpai di luar sana. Untuk itu anak-anak membutuhkan pondasi yang kuat yang dibangun dari rumah. Dengan pondasi yang kuat, anak-anak tidak akan mudah terpengaruh dengan lingkungan serta pergaulan buruk yang ada di dekatnya. Bahkan dengan berbekal pondasi yang kuat, anak-anak akan menjadi dai-dai cilik yang akan mampu mewarnai sekelilingnya dengan kebaikan.

  • Menjadikan rumah sebagai tempat yang penuh cinta dan kasih sayang bagi anak

Rumah yang hangat dan penuh kasih sayang akan membuat anak-anak selalu merindukan rumahnya. Di rumah mereka mendapatkan perhatian penuh dari kedua orangtuanya. Di rumah ada sosok ibu yang senantiasa menunggu kehadiran mereka usai mengerjakan aktivitas di luar sana. Ibu yang siap mendengarkan segala keluh kesah maupun cerita-cerita dari anak-anaknya. Ibu yang menyiapkan segala kebutuhan mereka. Dan ibu yang selalu tahu apa-apa yang anak-anaknya butuhkan.

Selain itu, seorang ibu juga harus dapat memperlihatkan keharmonisannya dengan suami. Sedapat mungkin hindari berbeda pendapat terlebih sampai bertengkar di depan anak. Ketidakharmonisan hubungan di antara kedua orangtua akan sangat berpengaruh pada perkembangan anak-anak.

  • Menjadikan rumah sebagai role model, tempat anak menemukan keteladanan

Setiap anak butuh keteladanan dan teladan yang paling baik adalah kedua orang tuanya. Dari kedua orangtuanyalah anak-anak belajar bagaimana menghadapi berbagai macam persoalan. Dengan memberikan keteladanan yang baik maka anak-anak tidak perlu mencari sosok lain di luar sana yang belum tentu akan mampu memberi keteladanan sesuai dengan syariat islam.

  • Menjadikan rumah sebagai sumber ilmu pengetahuan

Buku adalah jendela dunia, demikian ungkapan yang sering kita dengarkan. Melalui buku, kita dapat mempelajari berbagai hal. Untuk itu selayaknya sebuah rumah dilengkapi dengan perpustakaan, setidaknya koleksi buku yang akan memperkaya pengetahuan anak. Untuk itu seorang ibu haruslah memilihkan buku-buku yang dapat menambah pengetahuan serta pemahaman agama anak-anaknya.  

Demikian beberapa hal yang dapat dilakukan para ibu dan istri demi terciptanya surga dunia yang dapat dirasakan oleh suami dan anak-anak di rumah. Dengan terwujudnya hal tersebut semoga semua keluarga kita mendapatkan SAMARA membawa kebahagiaan tidak hanya di dunia ini namun juga hingga di Jannah kelak. Aamiin ya Rabbal Alamiin.[]

Oleh: Haeriah Syamsuddin


Majalah SEDEKAH PLUS Edisi 25 Tahun Ke III

Sumber dari: https://wahdah.or.id/menjadikan-rumah-serasa-surga/


Komentar

Postingan populer dari blog ini

PELIPUR LARA (Part 1 "HADIAH ISTIMEWA UNTUK BUNDA HEBAT")

  HADIAH ISTIMEWA UNTUK BUNDA HEBAT Hadiah untuk para ibu yang diuji dengan kesehatan anak Penulis: UmA Muqaddimah Bismillahirrahmanirrahiim Dengan memohon pertolongan Allah ta’ala kami memulai buku saku sederhana ini. Buku yang kami harapkan dapat menjadi teman dan pengingat. Tidak ada yang kami harapkan kecuali ridha Allah ta’ala atas karya sederhana ini. Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurah untuk Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Beliaulah teladan terbaik, termasuk ketika menghadapi ujian.  Buku ini hadir karena pengalaman pribadi yang ingin saling menguatkan terutama kepada para Bunda yang dihadiahkan anak istimewa. Begitu banyak pergolakan, penolakan, penerimaan, pemaafan, hingga perjuangan untuk melangkah maju yang bunda-bunda rasakan. Kami berharap semoga setiap langkah berbuah manis di sisi Allah ta’ala. Ini pertama kali kami menyusun buku sehingga pasti banyak kekeliruan dan kekurangan, semoga pembaca bisa memaafkan khilaf kami. Tentu pembahasan tentang perkar

TENTANG PILIHAN ALLAH (Part 3 "Hadiah Istimewa Untuk Bunda Hebat")

  HADIAH ISTIMEWA UNTUK BUNDA HEBAT Hadiah untuk para ibu yang diuji dengan kesehatan anak Penulis: UmA 3. Tentang Pilihan Allah “Sabarlah dengan ujian ini, kamu adalah wanita pilihan”, kurang lebih begitulah bunyi kalimat penyemangat yang sering disampaikan kepada para bunda yang sedang diuji dengan anak mereka. Sekilas, kalimat ini memang tampak meotivasi, tapi tahukah? Ternyata bagi para bunda yang sedang dalam proses menjalani ujian menemani buah hatinya dalam masa-masa kritis ternyata kalimat ini membuat mereka sedih dan tak terima. Sebut saja Bunda A, yang harus menemani sang anak selama 4 bulan di Rumah sakit dengan perjuangan stoma* anak yang sangat butuh perhatian. Ya, awal masuk Rumah sakit karena usus buntu pecah dan cukup parah sehingga harus kolostomi, ditambah terpapar covid ketika dirawat sehingga operasi tutup kolostomi pun harus terus tertunda, perjalanan batin sang ibu tentu penuh dengan dinamika. Dan ia pun berkata, “Jika orang bilang ‘kamu dipilih’, saya tidak perna

IRINGI DENGAN KETAATAN (PART 5 "Hadiah Istimewa untuk Bunda Hebat")

  Iringi dengan Ketaatan Penulis: umA “Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu (Muhammad) tentang Aku, maka sesungguhnya Aku dekat. Aku Kabulkan permohonan orang yang berdoa apabila dia  berdoa kepada-Ku. Hendaklah mereka itu memenuhi (perintah)-Ku dan beriman kepada-Ku, agar mereka memperoleh kebenaran .” (Terjemah Q.s. Al-Baqarah: 186) Allah ta’ala pasti akan mengabulkan do’a selama seseorang menjauhi hal-hal yang menyebabkan do’a itu terkatung-katung atau tertolak, misalnya makanan dan pakaian haram. Di sisi lain, Allah ta’ala pun membocorkan sebab-sebab do’a itu mudah dimakbulkan. Selain dengan memenuhi adabnya, juga mengiringi do’a itu dengan ketaatan. Allah  Ta’ala  juga berfirman, يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُواْ اسْتَعِينُواْ بِالصَّبْرِ وَالصَّلاَةِ إِنَّ اللّهَ مَعَ الصَّابِرِين َ “ Hai orang-orang yang beriman, jadikanlah sabar dan salat sebagai penolongmu. Sesungguhnya Allah bersama orang-orang yang sabar ”  (QS. Al Baqarah: 153) Dalam konteks ayat tersebut