Langsung ke konten utama

PELIPUR LARA (Part 1 "HADIAH ISTIMEWA UNTUK BUNDA HEBAT")

 


HADIAH ISTIMEWA UNTUK BUNDA HEBAT

Hadiah untuk para ibu yang diuji dengan kesehatan anak

Penulis: UmA

Muqaddimah

Bismillahirrahmanirrahiim

Dengan memohon pertolongan Allah ta’ala kami memulai buku saku sederhana ini. Buku yang kami harapkan dapat menjadi teman dan pengingat. Tidak ada yang kami harapkan kecuali ridha Allah ta’ala atas karya sederhana ini. Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurah untuk Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Beliaulah teladan terbaik, termasuk ketika menghadapi ujian. 

Buku ini hadir karena pengalaman pribadi yang ingin saling menguatkan terutama kepada para Bunda yang dihadiahkan anak istimewa. Begitu banyak pergolakan, penolakan, penerimaan, pemaafan, hingga perjuangan untuk melangkah maju yang bunda-bunda rasakan. Kami berharap semoga setiap langkah berbuah manis di sisi Allah ta’ala.

Ini pertama kali kami menyusun buku sehingga pasti banyak kekeliruan dan kekurangan, semoga pembaca bisa memaafkan khilaf kami. Tentu pembahasan tentang perkara ini masih banyak dibutuhkan terutama konsolidasi terkait kesehatan dan kaitan islam tentang penyakit-penyakit langka dan disabilitas. Tapi semoga langkah sederhana yang hadir ini bisa bermanfaat untuk pihak-pihak yang terkait.

Semoga Allah ta’ala menerima seluruh kebaikan kita.


Jakarta, 22 November 2022


Penulis

___________________________________________________________________________________

1. Pelipur Lara

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,

وَقَطَّعْنَاهُمْ فِي الْأَرْضِ أُمَمًا ۖ مِنْهُمُ الصَّالِحُونَ وَمِنْهُمْ دُونَ ذَٰلِكَ ۖ وَبَلَوْنَاهُمْ بِالْحَسَنَاتِ وَالسَّيِّئَاتِ لَعَلَّهُمْ يَرْجِعُونَ

“Dan Kami pecahkan mereka di dunia ini menjadi beberapa golongan; di antaranya ada orang-orang yang saleh dan ada yang tidak demikian. Dan Kami uji mereka dengan (nikmat) yang baik-baik dan (bencana) yang buruk-buruk, agar mereka kembali (kepada kebenaran).”[Al-A’raaf/7:168]

21 September 2020, ketika negeri dilanda kondisi yang mencekam, Allah ta’ala mengizinkan anak kedua kami lahir. Kelahiran yang seharusnya disambut tawa bahagia, nyatanya harus berubah menjadi tangisan. Bayi mungil kami harus menjalani perawatan di Neonatal Intensive care unit (NICU). Sebuah kesyukuran, di tengah kesedihan itu, Allah ta’ala selalu memberikan kemudahan.

Setahun berlalu, dengan perjuangan dan hikmah yang Allah ta’ala sandingkan di setiap perjalanan mengasuh si kecil, ternyata Allah memiliki rencana lain yang sampai saat ini masih selalu kami minta kelapangan. Desember 2021, pertama kali anak kami didiagnosis mengidap hidrosefalus obstruktif. Seolah angin yang berembus, setelahnya kejadian begitu cepat berlalu, pulang balik Rumah sakit, keluar masuk PICU dan ruang operasi, hingga 11 Juli 2022, kehidupan yang sejatilah yang lebih baik baginya. 

Di pangkuanku, kulihat bagaimana pedihnya malaikat maut menarik ruh batitaku. Innalillahi wa inna ilaihi roji’un, aku pribadi telah menyiapkan mentalku menyambut detik-detik akhirnya walau usaha dan ikhtiar maksimal masih kami perjuangkan saat itu.

Rasulullah shallallahu alaihi wasallam dalam sabdanya:

  إِذَا مَاتَ وَلَدُ الْعَبْدِ قَالَ اللَّهُ لِمَلَائِكَتِهِ قَبَضْتُمْ وَلَدَ عَبْدِي فَيَقُولُونَ نَعَمْ فَيَقُولُ قَبَضْتُمْ ثَمَرَةَ فُؤَادِهِ فَيَقُولُونَ نَعَمْ فَيَقُولُ مَاذَا قَالَ عَبْدِي فَيَقُولُونَ حَمِدَكَ وَاسْتَرْجَعَ فَيَقُولُ اللَّهُ ابْنُوا لِعَبْدِي بَيْتًا فِي الْجَنَّةِ وَسَمُّوهُ بَيْتَ الْحَمْدِ

‘Jika anak seorang hamba meninggal, Allah berfirman kepada para malaikatNya: Kalian telah mencabut anak hambaKu. Mereka menjawab; ‘Ya.’ (Allah Tabaraka Wa Ta’ala) berfirman; ‘Kalian telah mencabut buah hatinya.’ Mereka menjawab; ‘Ya.'(Allah Tabaraka Wa Ta’ala) bertanya: ‘Apa yang dikatakan hambaKu.’ Mereka menjawab; ‘Dia memujiMu dan mengucapkan istirja’.’ Allah berkata: ‘Bangunkanlah untuk hambaKu satu rumah di surga, dan berilah nama dengan Baitul Hamd’.” (HR. Tirmidzi: 1021, dihasankan oleh Syaikh Al-Albani dalam Ash-Shahihah: 1407)

Sungguh ilmu agama adalah pelipur lara. Betapa indah janji-janji Ar-rahman kepada kita hamba-Nya saat kita bersabar. Ya, karena sabar memang tak mudah, makanya Allah ta’ala mengganjarnya dengan sangat istimewa. Itu pulalah yang menguatkan kita kala sedih. Untuk selalu kembali kepada janji-Nya yang benar.

 _________________________________________________________________________________

InsyaAllah tulisan ini akan di posting setiap pekan, nantikan kelanjutannya.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

BUNDA, JANGAN BERSENDIRIAN (PART 11 "Hadiah Istimewa Untuk Bunda Hebat")

  BUNDA, JANGAN BERSENDIRIAN Bunda, jangan merasa sendiri. Tentu karena memang kita tak pernah sendirian, sebab Allah ta’ala Maha Melihat dan Mengawasi kita. “Dan Allah bersama kamu (dengan ilmu-Nya) di mana saja kamu berada.” [QS. Al-Hadid: 4] Kemudian, Bunda, apa yang Bunda alami bukan hanya Bunda satu-satunya. Berdasarkan data berjalan 2020 dari Biro Pusat Statistik (BPS), jumlah penyandang disabilitas di Indonesia mencapai 22,5 juta atau sekitar lima persen (Kemensos). Entah itu dari sisi intelektual, mental, sensorik, dan ganda/multi. Selain itu, Ketua Pusat Layanan Penyakit Langka di  Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo  atau RSCM, Dr. dr. Damayanti Rusli Sjarif Sp.A(K) menyebut diperkirakan ada 10 persen dari total penduduk atau sekitar 25 juta orang yang menderita penyakit langka di Indonesia. Bukankah angka yang cukup fantastis? Maka kuatkanlah hatimu, Bunda! Dan siapkan diri untuk mencari informasi dan komunitas. Minimal kita bisa mendapatkan ilmu tentang penanganan ...

MENGAMBIL HIKMAH (Part 2 "Hadiah Istimewa Untuk Bunda Hebat)

  HADIAH ISTIMEWA UNTUK BUNDA HEBAT Hadiah untuk para ibu yang diuji dengan kesehatan anak Penulis: UmA 2. Mengambil Hikmah Selalu ada hikmah dari setiap kejadian, mungkin agar kita lebih dewasa, atau seringkali agar kita sadar dan kembali meniti jalan kebenaran. Atau terkadang melalui kejadian tersebut, ada pembelajaran istimewa yang Allah ingin hadirkan dalam kehidupan. Itulah yang terjadi saat ujian demi ujian seolah bertumpuk-tumpuk memenuhi tenggorokan. Bunda, cobalah untuk terus berprasangka baik kepada Sang Pencipta. Itulah langkah awal untuk mendidik jiwa ketika musibah menyapa. Sebab prasangka baik akan bernilai pahala dan membuahkan kebahagiaan serta kebaikan. Sebaliknya, berprasangka buruk dan mencela takdir-Nya hanya akan menyisakan kesempitan serta membawa diri dalam jurang keputusasaan. Buruk sangka hanya akan membuat hidup ke depannya lebih sulit, masalah lain pun akan bermunculan. Sungguh, itu terjadi. Mungkin, terus menjaga prasangka baik itu berat, tapi teruslah m...

KISAH KESABARAN DAN KESYUKURAN SAHABAT (PART 10 "Hadiah Istimewa Untuk Bunda Hebat")

  Kisah Kesabaran dan Kesyukuran Sahabat Kisah Kesabaran dan "Suatu hari, aku pernah berada di daerah perbatasan, wilayah Arish di negeri Mesir. Aku melihat sebuah kemah kecil, yang dari kemahnya menunjukkan bahwa pemiliknya adalah orang yang sangat miskin. Lalu aku pun mendatangi kemah yang berada di padang pasir tersebut untuk melihat apa yang ada di dalamnya. Kemudian aku melihat seorang laki-laki. Namun bukan laki-laki biasa. Kondisi laki-laki ini sedang berbaring dengan tangan dan kakinya bunting, telinganya sulit mendengar, matanya buta, dan tidak ada yang tersisa selain lisannya yang berbicara. Dari lisannya orang itu mengucapkan, “Ya Allah berilah aku ilham untuk tetap mensyukuri nikmat-Mu yang telah Engkau anugerahkan kepadaku. Dan Engkau sangat muliakan aku dari ciptaan-Mu yang lain.” Kemudian aku pun menemuinya, dan berkata kepada orang itu, “Wahai saudaraku, nikmat Allah mana yang engkau syukuri?” Kemudian laki-laki pemilik kemah itu menjawab, “Wahai saudara, diaml...